Jakarta, FORTUNE – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkontribusi positif pada peningkatan kinerja ekonomi Indonesia selama pandemi. Indikator pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan III-2021 naik 3,51 persen dan UMKM menyumbang lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, perbankan baru menyalurkan 20 persen pembiayaan dari total kredit nasional untuk sektor tersebut.
Sebab utama kondisi itu adalah pencatatan keuangan UMKM yang belum memenuhi standar perbankan. Banyak dari para pelaku UMKM yang berjumlah 65 juta masih perlu meningkatkan literasi keuangan agar lepas dari status unbanked atau tidak terakses layanan bank. Padahal, menurut UNDP, 1 dari 3 UMKM terdampak pandemi dan mengalami kesulitan pembiayaan.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM), Teten Masduki, mengatakan usaha kecil dan mikro sulit mendapatkan pembiayaan formal karena tidak memiliki jaminan aset dan laporan keuangan.
"Pembiayaan akan lebih efektif jika diikuti dengan digitalisasi. Digitalisasi menjadi enabler percepatan pemulihan ekonomi nasional. Berdasarkan data idEA saat ini sebanyak 16,4 juta atau 25,6 persen UMKM telah terhubung ke ekosistem digital,” kata Teten, pada acara seminar ‘Kontribusi BukuWarung terhadap Akselerasi UMKM dan Perekonomian Indonesia’ secara daring, pada Kamis (18/11).