BUSINESS

HSBC: Prospek Bagus, Mayoritas Bisnis Asing Tertarik Ekspansi di Asean

Asia Tenggara memiliki modal digitalisasi yang baik.

HSBC: Prospek Bagus, Mayoritas Bisnis Asing Tertarik Ekspansi di AseanDeretan gedung bertingkat di Jakarta, Senin (25/4/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
27 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan asing yang memiliki usaha di Asia Tenggara menunjukkan kepercayaan tinggi untuk memperluas bisnisnya, demikian survei terbaru dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC). Kepercayaan ini beriring prospek bagus ekonomi di wilayah tersebut.

Menurut laporan “HSBC Navigator: SEA in Focus”, 89 persen perusahaan asing yang berpijak di Asia Tenggara menyatakan berencana mengembangkan usahanya di kawasan pada dua tahun ke depan. Bahkan, sebanyak 61 persen perusahaan memproyeksikan pertumbuhan organik setidaknya 20 persen dalam setahun ke depan. 

Amanda Murphy, Kepala Perbankan Komersial untuk Asia Selatan dan Tenggara HSBC, memperkirakan ekonomi Asia Tenggara memiliki prospek untuk tumbuh di tengah pandemi yang memasuki tahun ketiga.

Dia menyatakan pertumbuhan itu bahkan dengan kondisi ketidakpastian pasar. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam diperkirakan akan meningkat 3,8–6,2 persen tahun ini. 

“Di kawasan ini banyak populasi muda yang besar secara digital, semakin makmur dan berpendidikan, dengan daya beli yang meningkat. Sifat kewirausahaan mereka telah menciptakan dan meramaikan panggung startup yang dapat bersaing di tingkat dunia,” kata Amanda dalam keterangan kepada media, dikutip Jumat (27/5).  

Survei HSBC ini melibatkan lebih dari 1.500 perusahaan dari enam ekonomi terbesar di dunia, yaitu: Cina, Prancis, Jerman, India,  Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Prioritas bisnis

Gedung HSBC. (Unsplash/Joshua Lawrence)

Perusahaan asing menjadikan digitalisasi sebagai agenda utamanya di Asia Tenggara. Sebanyak 26 persen darinya menyampaikan rencana untuk menginvestasikan lebih dari 10 persen laba operasional untuk mendorong digitalisasi.

Lalu, sekitar 34 persen responden memberikan penekanan soal sektor keamanan siber dan pernyataan ingin didukung oleh mitra perbankan.

Menurut survei tersebut, urusan keberlanjutan juga menjadi prioritas. Sebagai bukti, 21 persen perusahaan berniat mengalokasikan lebih dari 10 persen laba demi meningkatkan keberlanjutan.

Namun, sekitar 32 persen perusahaan asing tersebut menyebut tantangan utamanya adalah mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian dalam bidang berkelanjutan.

“Pandemi telah menciptakan jeda sejenak dari business-as-usual, dan  perusahaan di Asia Tenggara didesak untuk menggunakannya demi melakukan kalibrasi ulang strateginya, menjadi lebih berkelanjutan, dan memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan potensinya,” ujarnya.

Prospek Indonesia untuk bisnis asing

Pembangunan gedung bertingkat berlangsung di Jakarta, Selasa (9/11/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Pembangunan gedung bertingkat berlangsung di Jakarta, Selasa (9/11/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

Related Topics