Jakarta, FORTUNE - Penerapan kebijakan kembali ke kantor (return-to-office/RTO) secara tak langsung mengembalikan kebiasaan bekerja dari kantor atau Work from Office (WfO). Tak sedikit perusahaan yang semula menerapkan Work from Anywhere (WfA) atau Work from Home (WfA) bahkan hybrid working, kembali ke budaya kerja konvensional yang kaku. Fenomena ini terjadi di berbagai negara, salah satunya Amerika Serikat.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa seperempat eksekutif tingkat atas di Amerika Serikat sengaja menerapkan kebijakan kembali ke kantor RTO untuk mendorong pengunduran diri sukarela dari para karyawan. Temuan ini muncul dari survei yang dilakukan oleh BambooHR terhadap lebih dari 1500 manajer di berbagai perusahaan. Demikian dilaporkan Fortune.com.
Selama dua tahun terakhir, para atasan di berbagai sektor telah berupaya memanggil kembali karyawan mereka ke kantor. Upaya ini membuat sebagian pekerja yang lebih menyukai bekerja dari jarak jauh memilih untuk "quiet quitting" sebagai bentuk protes, sementara yang lain secara terang-terangan mengancam untuk mengundurkan diri.
Namun, ternyata sikap pengunduran diri ini sesuai dengan harapan banyak CEO yang ingin mengurangi jumlah karyawan mereka tanpa harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara langsung.