Jakarta, FORTUNE - Produsen kapal pesiar mewah terbesar di Inggris, Princess Yachts, mengalami kerugian sebesar £30 juta atau kisaran Rp505 miliar setelah dilanda masalah pasokan yang parah. Akibat masalah tersebut, produksi terhambat dan tidak selesai tepat waktu.
Kepala Eksekutif Princess Yachts, Will Green, mengatakan perusahaannya harus berjuang keras untuk mendapatkan suku cadang untuk menyelesaikan kapalnya karena dampak pandemi terhadap pemasoknya saat mereka memulai kembali pasokan.
“Pada tahun 2021, semua pembangun kembali berdiri dan mengerjakan semua inventaris yang ada di rak rantai pasokan mereka. Hal yang tidak kami antisipasi adalah dampak tertundanya pemulihan pemasok, dari segi produktivitas,” ujarnya, mengutip The Telegraph, Kamis (2/11).
Dia menambahkan, pada akhir tahun 2021 pihaknya telah menggunakan semua menggunakan semua sumber yang tersedia dan hambatan ini membuat perusahaan merugi.
“Kami telah mengantisipasi bahwa setelah kami tersingkir, keadaan akan menjadi lebih baik. Dan kami tidak memperkirakan bahwa rantai pasokan akan mengalami hambatan seperti yang terjadi,” ujarnya.