Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Realisasi program padat karya tunai. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunaswsj)

Jakarta, FORTUNE - Dalam dunia industri dan bisnis, pemilihan metode produksi berkaitan erat dan menentukan kemampuan bisnis sebuah perusahaan. Dua istilah yang kerap muncul dalam konteks ini adalah labor intensive (padat karya) dan capital intensive (padat modal).

Kedua metode ini memiliki karakteristik yang berbeda dan berpengaruh pada struktur biaya serta efisiensi produksi. Kedua jenis metode ini juga biasa diterapkan pada jenis industrri tertentu. Misalnya, industri tekstil dan alas kaki yang biasanya merupakan industri dengan katareistik padat karya karena memproduksi barang dalam kuantitas besar.

Untuk bisa memahami perbedaannya, berikut adalah beberapa penjelasannya mengutip studiekonomi.com.

Perbandingan Labor Intensive dan Capital Intensive

Terdapat sejumlah faktor yang menentukan penggunaan labour intensive dan capital intensive, sebagai berikut:

  1. Struktur biaya
    Biaya utama Labor Intensive berasal dari gaji dan tunjangan karyawan. Sementara, Capital Intensive, biaya utamanya berasal dari investasi modal dan pemeliharaan peralatan.
  2. Pengaruh terhadap ekonomi
    Negara-negara berkembang biasanya lebih condong pad apenggunaan ke metode padat karya karena keterbatasan modal. Sebaliknya, negara maju cenderung menggunakan metode padat modal seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi.
  3. Keterampilan Tenaga Kerja
    Dalam industri padat karya, sering kali dibutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan rendah, sedangkan industri padat modal cenderung membutuhkan pekerja dengan keterampilan teknis tinggi.

Dengan demikian, baik metode labor intensive maupun capital intensive memiliki peran penting dalam ekonomi. Pemahaman mendalam tentang keduanya dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.

Labor Intensive

Editorial Team

Tonton lebih seru di