Jakarta, FORTUNE – Dalam berusaha, pebisnis membutuhkan general ledger atau lebih dikenal sebagai buku besar dalam akuntansi untuk mencatat berbagai transaksi keuangan. Dengan begitu, proses bisnis akan lebih mudah dijalankan.
Buku besar merujuk pada catatan akuntansi yang mengumpulkan setiap transaksi keuangan. Catatan tersebut akan digunakan untuk memberikan entri yang akurat dalam pembuatan laporan keuangan, sebagaimana dilansir dari laman Akseleran.
Menurut laman Jurnal, general ledger memberikan informasi mengenai catatan setiap transaksi keuangan yang terjadi selama perusahaan beroperasi.
Dalam praktiknya, berbagai data transaksi dimasukkan ke buku besar, serta dipisahkan berdasarkan jenisnya. Ada beberapa akun dalam dalam buku besar tersebut, mulai dari aset, permodalan, liabilitas atau kewajiban, pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi.
Buku besar ini juga dekat dengan frasa “melakukan pembukuan”, demikian situs web Accurate. Dalam implementasinya, seorang akuntan perusahaan bisa mencatat transaksi keuangan secara konvensional, yakni dengan melakukan pembukuan dalam buku besar secara manual menggunakan metode akuntansi entri ganda.
Meski demikian, seiring kemunculan teknologi, proses pencatatan transaksi bisa menjadi lebih sederhana. Seorang akuntan bisa menggunakan lembar Microsoft Excel maupun software akuntansi untuk melakukan pembukuan.