Jakarta, FORTUNE – Perusahaan rintisan yang berhasil memasarkan produknya di pasar biasanya memiliki Minimum Viable Product (MVP) yang bagus. Karena itu, konsep MVP dalam mengembangkan produk menjadi penting untuk dipelajari bagi siapa pun yang tengah membangun startup.
MVP merujuk kepada serangkaian produk yang dikembangkan dengan fitur yang cukup untuk menarik perhatian pengguna di awal. Nantinya, setelah produk tersebut dirilis, pengguna dapat memberikan masukan atau umpan balik kepada pembuat produk.
Menurut laman Jurnal, MVP dibuat dengan asumsi bahwa fitur dalam produk secara lengkap baru akan dikembangkan setelah proses pengembangan awal selesai. Hal ini demi menghemat biaya.
Metode penciptaan produk tersebut dicetuskan oleh oleh Eric Ries, seorang konsultan perusahaan startup. Ries melalui MVP bertujuan untuk meminimalisir pengembangan produk dengan memaksimalkan masukan dari contoh produk awal yang sederhana.
Jadi, dengan membuat MVP, perusahaan tidak perlu membuat produk dengan fitur yang tinggi. Dalam hal ini, produk hanya dibuat dengan tujuan memiliki nilai guna tinggi ketika dimanfaatkan oleh konsumen. Nantinya, setelah digunakan oleh pelanggan, mereka dapat memberikan feedback yang dapat digunakan perusahaan untuk menyempurnakan produk dan menghasilkan produk akhir.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, MVP bertujuan untuk memberikan berbagai gambaran yang sangat jelas terkait nilai guna dan manfaat utama dari produk terkait.