Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaksanakan Jumpa Pers di Jakarta pada Jumat 19 September 2025 / (kompas.com)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaksanakan Jumpa Pers di Jakarta pada Jumat 19 September 2025 / (kompas.com)

Intinya sih...

  • Menteri ESDM Bahlil menyatakan lifting minyak nasional tembus 619.000 barel per hari, melampaui target APBN 2025 sebesar 605 ribu barel per hari.

  • Sejak menjadi Menteri ESDM, lifting minyak masih di angka 580.000 barel per hari, padahal pada masa kejayaan produksi mencapai 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari.

  • Konsumsi minyak nasional terus meningkat, sementara lifting hanya 580 ribu barel per hari sehingga Indonesia impor kurang lebih 1 juta barel per hari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa lifting minyak mentah nasional pada September-Oktober 2025 mencapai 619.000 barel per hari, melampaui target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 sebesar 605 ribu barel per hari.

"Lifting kita itu per hari di bulan September-Oktober itu sudah mencapai 619.000 barel per day. Dan rata-rata dari Januari sampai bulan Oktober sudah mencapai 605.000-617.000 barel per day. Jadi sudah melampaui target dari APBN 2025," ujar dia dalam HIPMI–Danantara Business Forum 2025, yang dikutip secara virtual, Senin (20/10).

Bahlil menjelaskan, lifting minyak mencapai target terakhir kali apda 2008. Padahal, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada 1996–1997 ketika produksi mencapai 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari. Dengan konsumsi domestik hanya sekitar 505 ribu barel per hari, Indonesia mampu mengekspor lebih dari 1 juta barel minyak per hari. Ketika krisis ekonomi melanda, kebijakan pun mengikuti intervensi Dana Moneter Internasional (IMF), termasuk perubahan regulasi sektor migas, membuat tren produksi terus menurun.

Namun lifting minyak ini berangsur-angsur pulih. Kendati demikian, konsumsi minyaknasional terus meningkat. Pada 2024 telah mencapai 1,5–1,6 juta barel per hari, sementara lifting hanya 580 ribu barel per hari.

"Artinya, kita impor kurang lebih 1 juta barel per hari. Jadi terbalik dari 1996–1997,” katanya.

Menurutnya, capaia tahun ini tidak lepas dari arahan Presiden Prabowo yang meminta agar target peningkatan produksi minyak segera direalisasikan. "Untuk meningkatkan lifting ini susah. Jadi ini enggak pernah target APBN sejak 2008 tercapai. Kali ini tercapai," ujar Bahlil.

Editorial Team

EditorEkarina .