Jakarta, FORTUNE - Pemerintah akan mewujudkan penggabungan atau merger empat BUMN Pelabuhan yaitu PT Pelindo I-IV Persero pada 1 Oktober 2021. Merger ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 dunia dengan target throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.
Nantinya, PT Pelindo II akan bertindak sebagai surviving entity atau perusahaan penerima penggabungan. Perusahaan hasil merger tersebut akan bernama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Saat ini Peraturan Pemerintah tentang Penggabungan BUMN Pelabuhan masih dalam proses penerbitan dan baru akan berlaku efektif setelah penandatanganan Akta Penggabungan.
Dalam ‘Temu Media’ di Kantor Pusat PT Pelindo IV, Makassar, Selasa (14/9), Direktur Utama Pelindo IV Prasetyadi berharap integrasi Pelindo dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi melalui standarisasi proses bisnis dan pelayanan di pelabuhan. Situasi ini secara bertahap akan berdampak terhadap penurunan harga barang yang diangkut.
Ini penting sebab saat ini biaya logistik nasional masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain yakni sekitar 23 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal itu disebabkan oleh operasi dan infrastruktur pelabuhan yang belum optimal.
"Dengan kondisi tersebut, pemerintah akan melakukan integrasi Pelindo untuk meningkatkan konektivitas nasional dan standardisasi pelayanan pelabuhan, layanan logistik yang terintegrasi, serta meningkatkan skala usaha dan penciptaan nilai BUMN Layanan Pelabuhan melalui keunggulan operasional serta komersial dan keuangan," jelasnya.