Meski Industri Tekstil Menantang, TRIS Cetak Kenaikan Pendapatan 16,7%

Intinya sih...
Penjualan TRIS tumbuh 16,7% menjadi Rp402,34 miliar, dengan laba bersih Rp30,75 miliar.
Segmen manufaktur jadi kontribusi terbesar dengan penjualan Rp336,52 miliar.
Strategi diversifikasi pasar ekspor menjadi kunci utama TRIS dalam menjaga stabilitas kinerja di tengah tantangan industri.
Jakarta, FORTUNE - Di tengah tekanan dan kelesuan yang melanda industri tekstil dan garmen, PT Trisula International Tbk (TRIS) mampu mencetak kinerja solid dengan penjualan tembus Rp402,34 miliar atau tumbuh 16,74 persen secara tahunan. Capaian tersebut kemudian mengantarkan TRIS memperoleh laba bersih Rp30,75 miliar atau meningkat 13,31 persen dibandingkan kuartal I tahun lalu.
Dari total penjualan tersebut, segmen manufaktur mencetak penjualan Rp336,52 miliar dengan pertumbuhan 18,13 persen secara tahunan. Segmen ini pun menjadi kontribusi terbesar atas total penjualan TRIS.
Segmen distribusi menyusul dengan kontribusi sebsar Rp72,42 miliar, tumbuh 6,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun, pada segmen seragam menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan penjualan mencapai Rp32,91 miliar, meningkat 40,58 persen secara tahunan. Terakhir, segmen ritel mencatatkan kontribusi sebesar Rp60,75 miliar, mengalami kenaikan 24 persen secara tahunan.
Strategi diversifikasi adalah kunci
Direktur Utama TRIS, Widjaja Djohan, mengungkapkan capaian ini tak lepas dari kuatnya performa ekspor perusahaan yang mencakup sekitar 60 persen dari total penjualan. Menurutnya, strategi diversifikasi pasar ekspor menjadi kunci utama TRIS dalam menjaga stabilitas kinerja di tengah tantangan industri.
"Dengan cakupan pasar ekspor yang luas dan terdiversifikasi, TRIS melihat peluang besar untuk terus mengembangkan bisnisnya. Perusahaan juga terus siaga mengamati kondisi industri secara cermat sehingga bisa dengan cepat menyesuaikan strategi bisnisnya sesuai keadaan," kata dia melalui keterangan resmi, Selasa (6/6).
Saat ini, Australia dan Selandia Baru masih menjadi pasar utama produk TRIS dan kontributor ekspor TRIS, disusul Amerika Serikat dengan kontribusi sekitar 15 persen terhadap total pendapatan. Selebihnya, TRIS mengekspor produknya ke berbagai negara seperti Jepang, Inggris, beberapa negara di Eropa, Singapura, dan kawasan Asia lainnya.
Terkait tantangan tarif respirokal AS, Widjaja menegaskan bahwa pihaknya menggunakan strategi diversifikasi pasar secara menyeluruh. Dengan demikian, meskipun ekspor ke AS tengah mengalami hambatan, perusahaan tetap mampu menjaga pertumbuhan berkat kontribusi kuat dari pasar lainnya.
"TRIS optimis dapat mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan untuk tahun 2025, didukung oleh kinerja solid di berbagai segmen dan potensi pasar ekspor yang terus berkembang," pungkas Widjaya Djohan.