Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
PMUI (4).jpeg
PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) catat kenaikan laba hingga kuartal ketiga 2025.

Intinya sih...

  • Laba bersih PMUI naik 23% di kuartal III 2025, mencapai Rp35,9 miliar

  • Pendapatan turun 5,4%, namun laba usaha meningkat 16,8%

  • Total aset naik 37,2%, rasio utang terhadap ekuitas (DER) menurun tajam ke 17,7%

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE– PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) mencatat kinerja positif pada kuartal III 2025 dengan laba bersih mencapai Rp35,9 miliar, tumbuh 23 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menurut manajemen perseroan, capaian ini mencerminkan efektivitas strategi efisiensi operasional dan peningkatan produktivitas yang di tengah kondisi pasar yang dinamis.

Pada Sembilan bulan pertama 2025, PMUI mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,82 triliun, turun 5,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski begitu, laba usaha meningkat 16,8 persen menjadi Rp52 miliar. Gross Profit Margin (GPM) naik menjadi 6,5 persen diikuti net profit margin meningkat ke 1,3 persen, yang disebabkan oleh perbaikan efisiensi dan profitabilitas yang berkelanjutan.

Dari sisi keuangan, perusahaan juga menunjukkan struktur modal kuat, dengan total aset naik 37,2 persen menjadi Rp531,2 miliar dan rasio utang terhadap ekuitas (DER) menurun tajam ke 17,7 persen. Kondisi ini memperkuat fondasi keuangan perusahaan sekaligus membuka ruang ekspansi untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Agus Susanto, Direktur Utama PT Prima Multi Usaha Indonesia, mengatakan kuartal III 2025 menjadi momentum penting bagi perseroan. Di tengah kondisi ekonomi yang mulai pulih dan tren penurunan suku bunga, ia melihat potensi peningkatan daya beli masyarakat yang akan berdampak positif terhadap sektor telekomunikasi.

“Kinerja keuangan yang solid ini menjadi bukti dari komitmen kami dalam menjaga efisiensi, meningkatkan kinerja operasional, serta memperkuat fondasi bisnis untuk menghadapi tahun-tahun mendatang,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (22/10).

Prospek Industri Telekomunikasi

Kinerja positif PMUI berjalan seiring dengan prospek cerah industri telekomunikasi nasional yang terus menunjukkan pertumbuhan kuat di tengah percepatan transformasi digital.

Menurut data Mordor Intelligence, nilai pasar telekomunikasi Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai US$18,12 miliar, dan akan meningkat menjadi US$23,97 miliar pada 2030, dengan CAGR sebesar 5,76 persen.

Permintaan terhadap layanan konektivitas berkecepatan tinggi serta percepatan pengembangan infrastruktur 5G menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan industri. Hingga awal 2024, terdapat 353,3 juta koneksi seluler aktif di Indonesia, atau 126,8% dari total populasi, menandakan tingginya tingkat adopsi teknologi digital di masyarakat.

“Kami menatap masa depan dengan optimisme yang tinggi. Tren penurunan suku bunga dan meningkatnya konsumsi domestik menjadi katalis penting bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk sektor telekomunikasi,” kata Agus.

Dengan dukungan infrastruktur digital yang semakin luas dan kebijakan pemerintah yang pro-investasi, ia meyakini PMUI berada pada posisi yang tepat untuk menangkap peluang ekspansi dan memperkuat kontribusi terhadap ekosistem telekomunikasi nasional.

Editorial Team

EditorEkarina .