Ilustrasi transisi energi (vale.com)
Dengan tren global menuju transisi energi, dekarbonisasi industri, dan peningkatan kesejahteraan sosial, keberlanjutan kini juga menjadi ladang peluang baru. Colin menambahkan, inovasi dalam energi terbarukan, mobilitas listrik, serta bahan bakar rendah karbon membuka ruang bagi pertumbuhan bisnis yang inklusif dan berdaya saing tinggi di masa depan.
Dalam praktik industri perbankan, terdapat berbagai jenis instrumen keuangan berkelanjutan yang saat ini digunakan secara luas. Pertama ialah green financing atau pembiayaan yang secara khusus digunakan untuk proyek-proyek yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
Kedua ialah sustainability financing, yakni instrumen ini mendanai proyek yang memiliki aspek lingkungan sekaligus sosial. Serta, transition finance, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk membantu sektor-sektor yang “sulit” beralih (hard-to-abate sectors) agar dapat memulai proses dekarbonisasi.
MUFG sendiri menargetkan emisi nol bersih untuk operasional pada 2030 dan portofolio keuangan pada 2050. Komitmen pembiayaan berkelanjutan ditingkatkan dari ¥35 triliun menjadi ¥100 triliun (±US$640 miliar) pada tahun 2030. Target ini digencarkan dengan keterlibatan aktif di ranah global dan regional, seperti Asia Transition Finance Study Group, peluncuran GAIA Fund untuk pengadaptasian iklim di pasar negara berkembang, serta Just Energy Transition Partnerships (JETPs).
Untuk itu, MUFG bekerja sama dengan Danamon akan kembali menggelar MUFG Net Zero World (MUFG N0W) untuk kedua kalinya pada 14 Oktober 2025. Event tersebut menjadi acara puncak dari rangkaian MUFG N0W di tahun 2025, sekaligus menjadi penutup dari perjalanan tiga tahun dalam upaya keberlanjutan dan thought leadership di seluruh kawasan Asia Pasifik (APAC).