Jakarta, FORTUNE - Tahun ini, para pemasar di kawasan Asia-Pasifik menghadapi realitas baru: membangun merek dan mendorong pertumbuhan dengan anggaran yang lebih ramping. Di tengah tekanan ekonomi global dan volatilitas pasar, 53 persen marketer di Asia-Pasifik berencana memangkas belanja iklan mereka sepanjang 2025, menurut laporan Nielsen 2025 Annual Marketing Report yang dirilis pada Mei ini.
Secara global, angka itu bahkan mencapai 54 persen. Pemangkasan ini tidak bisa dipisahkan dari berbagai tekanan struktural—ketegangan rantai pasok global, fluktuasi harga bahan baku, dan melemahnya kepercayaan konsumen di sejumlah pasar utama. Para pemasar di sektor teknologi dan jasa keuangan menjadi yang paling terdampak di Asia-Pasifik, memaksa mereka merancang ulang strategi media secara menyeluruh.
Namun yang menarik, tekanan anggaran ini tidak disertai dengan pelonggaran target. “Anggaran yang lebih kecil tidak selalu berarti target atau tujuan yang lebih rendah,” demikian diungkap Nielsen dalam laporan tersebut.
Nielsen menegaskan bahwa kondisi ini menuntut para pemasar untuk bekerja lebih cerdas, bukan hanya lebih keras. “Itu berarti para pemasar harus lebih efisien dalam membelanjakan media mereka untuk mempertahankan—bahkan meningkatkan—hasil yang dicapai,” tulis laporan tersebut.