Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Tampilan belakang Nissan Sakura.
Tampilan belakang Nissan Sakura. (dok. Nissan Global)

Intinya sih...

  • Nissan akan memangkas produksi mobil sebanyak 1.400 kendaraan di pabriknya di Kyushu, Jepang akibat kelangkaan pasokan chip Nexperia dari Tiongkok.

  • Beberapa produsen mobil global juga terpaksa mengurangi atau menghentikan produksi karena gangguan pasokan chip, termasuk Honda Motor Co. dan Mercedes-Benz Group AG.

  • Gangguan ini berdampak pada penurunan penjualan ritel Nissan sebesar 16,5 persen di Jepang pada paruh pertama tahun fiskal ini, serta memperkirakan kerugian operasional tahunan sebesar 275 miliar yen hingga Maret mendatang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Nissan dikabarkan akan memangkas produksi sebanyak 1.400 kendaraan lagi di pabriknya di Kyushu, Jepang pada pekan depan, seiring meluasnya dampak gangguan pasokan chip Nexperia milik Tiongkok terus memengaruhi operasi domestik, ujar seorang sumber. Kebijakan ini dilakukan menyusul pengurangan produksi sebanyak 900 kendaraan pekan lalu.

Dilansir dari Reuters, pemangkasan kali ini akan mencakup minivan Serena, serta SUV Rogue, yang dikenal secara lokal sebagai X-Trail, kata sumber yang menolak disebut namanya karena informasi tersebut tidak bersifat publik.

Nissan Motor mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan akan berupaya meminimalisir segala dampak pada pengiriman pelanggan setelah pasokan stabil.

"Kami sedang melakukan penyesuaian produksi yang diperlukan untuk mengelola risiko terkait," kata perusahaan tanpa menjelaskan detail informasi lebih lanjut.

Gangguan ini terjadi di saat Nissan melaporkan penurunan penjualan ritelnya sebesar 16,5 persen di Jepang pada paruh pertama tahun fiskal ini, terdorong oleh kekhawatiran pelanggan atas situasi keuangannya.

Pabrik Kyushu, yang dioperasikan oleh anak perusahaan Nissan Motor Kyushu di prefektur Fukuoka, kembali beroperasi normal pada Senin, meski akan kembali mengurangi produksinya mulai 24 November, menurut sumber tersebut.

Namun, kebijakan tersebut masih dapat berubah jika perusahaan mengatasi masalah pasokan chip tepat waktu, misalnya dengan mengamankan komponen alternatif.

Nissan memperkirakan akan membukukan kerugian operasional tahunan sebesar 275 miliar yen (US$1,78 miliar) hingga Maret mendatang karena tarif AS, gangguan chip, dan masalah pasokan lainnya.

Dampak terhadap produsen otomotif global

Selain Nissan, beberapa produsen mobil global juga terpaksa mengurangi atau menghentikan produksi karena gangguan chip dari Nexperia.

Dilansir dari Bloomberg, Honda Motor Co. mengatakan telah memangkas atau menangguhkan produksinya di beberapa pabrik di Amerika Utara akibat kekurangan chip, yang dipicu oleh pemblokiran Nexperia oleh Tiongkok sebagaai langkah balasan setelah pemerintah Belanda mengambil alih Nexperia dengan kewenangan darurat untuk melindungi produksi strategis.

Honda mengurangi separuh volume produksi di pabriknya di Kanada, tempat mereka memproduksi sedan Civic dan kendaraan utilitas CR-V, sementara pabriknya di Meksiko ditutup pada hari Selasa, menurut juru bicara.

Sementar produsen mobil Eropa juga berpeluang menghentikan produksi dalam beberapa waktu ke depan. Produsen mobil di benua itu mengandalkan cadangan yang semakin menipis untuk mencegah penutupan pabrik, menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa.

Mercedes-Benz Group AG dari Jerman memiliki cukup chip Nexperia untuk jangka pendek, kata produsen mobil mewah itu pada hari Rabu.

Volkswagen AG pada hari Kamis memperingatkan bahwa mereka membutuhkan pasokan semikonduktor yang cukup untuk memenuhi target keuangannya tahun ini, menambah tantangan bagi produsen mobil terbesar di Eropa tersebut. Meskipun pemilik Audi dan Seat tersebut telah mengamankan cukup komponen untuk minggu mendatang agar pabrik-pabriknya di Jerman tetap beroperasi, mereka tidak dapat mengesampingkan gangguan produksi di luar itu.

Produsen mobil tersebut memproyeksikan laba operasional, tidak termasuk provisi, di kisaran atas 2 hingga 3 persen pada tahun ini, kata Chief Financial Officer Arno Antlitz dalam panggilan telepon dengan para analis. Ia menambahkan bahwa arus kas bersih otomotif, indikator utama kesehatan keuangan, diprediksi positif.

Editorial Team

EditorEkarina .