Nojorono Terapkan Ekonomi Sirkular Dengan Mengolah Puntung Rokok

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan rokok PT Nojorono Tobacco International (NTI) menegaskan memperkuat praktik ekonomi sirkular dengan mengolah kembali puntung rokok yang terbuang menjadi barang serba guna, seperti asbak ramah lingkungan.
Direktur PT NTI, Arief Goenadibrata, mengatakan ini merupaka n langkah kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, industri, masyarakat, hingga komunitas lingkungan. “Nojorono Kudus telah membangun kerjasama dengan berbagai komunitas, yang memiliki komitmen yang sejalan dalam mengatasi permasalahan limbah puntung dan memantik keberlangsungan Nojorono Circular Economy,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Kamis (26/10).
Menurutnya, saat ini inisiatif daur ulang puntung okok sangat minim. Padahal data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, lebih dari 70 miliar batang rokok dikonsumsi setiap tahun di Indonesia, dan sekitar 35 persennya atau sekitar 24,5 miliar puntung rokok, diperkirakan menjadi limbah.
<p>Program #PuntungBeruntung</p>
Oleh sebab itu, NTI meluncurkan program #PuntungBeruntung dalam upaya pengelolaan limbah puntung rokok.
Dengan mengumpulkan limbah puntung melalui sistem Bank Puntung yang disediakan di berbagai titik area Jakarta, Jawa Barat, dan Kabupaten Kudus. Optimalisasi penyerapan limbah puntung ini telah menghasilkan terkumpulnya lebih dari 6.000 puntung yang siap dan telah diolah menjadi barang multiguna, salah satunya menjadi produk asbak ramah lingkungan.
Ia sadar bahwa proses degradasi puntung memakan waktu yang cukup lama dan memerlukan proses yang panjang untuk terurai secara alami. Namun, “Kolaborasi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat sekitar untuk ikut serta menjadi agen perubahan dalam menanggulangi dampak negatif limbah puntung rokok terhadap lingkungan,” ujar Arief.
Untuk diketahui, filter atau puntung rokok, sebagian besar terdiri dari mikroplastik yang dikenal sebagai serat selulosa asetat. Bahan ini biasanya terlihat seperti kapas putih, dan termasuk dalam kategori limbah photodegradable, sehingga menyerap cahaya matahari sebagai sumber energi yang digunakan untuk memecah ikatan-ikatan kimia dalam polimer menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil.