Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Coursera (Whop.com)
Coursera (Whop.com)

Intinya sih...

  • Coursera menyatakan 99 persen perekrut memprioritaskan pencari kerja yang menguasai AI generatif.

  • Permintaan micro-credentials AI generatif di Indonesia tumbuh 360 persen dalam dua tahun.

  • 96 persen pengusaha bersedia membayar gaji lebih tinggi kepada pencari kerja dengan micro-credentials.

Jakarta, FORTUNE - Keterampilan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif kini menjadi buruan utama para perekrut. Bahkan, data terbaru dari Coursera, penyedia kursus daring global, mengungkap hampir 99 persen perekrut memprioritaskan kandidat yang menguasai AI generatif. Temuan mengejutkan ini menunjukkan pergeseran signifikan di pasar kerja, sebagai respons atas pesatnya adopsi AI yang dinilai mampu mendorong produktivitas.

Direktur dan Kepala Penjualan Asia Pasifik Coursera, Eklavya Bhave, secara lugas mengatakan, "penyedia pekerja bahkan lebih memilih kandidat yang kurang berpengalaman tapi memiliki keterampilan AI generatif daripada kandidat berpengalaman yang kurang memiliki keterampilan tersebut."

Pernyataan tersebut menggarisbawahi betapa berharganya penguasaan teknologi mutakhir dalam lanskap rekrutmen saat ini.

Tingginya permintaan akan keterampilan ini terlihat jelas di berbagai negara.

"Indonesia adalah salah satu negara yang tertinggi yang kami lihat secara global. Meskipun demikian, secara global di kawasan di negara lain berkisar dari 85 persen hingga lebih dari 99 persen,” ujar Eklavya.

Dalam konteks ini, sertifikasi singkat yang dikenal sebagai micro-credentials menjadi solusi relevan untuk membuktikan kompetensi spesifik. Micro-credentials merupakan bukti kompetensi yang diperoleh dari penyelesaian pelatihan atau kursus singkat, sering kali berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja, seperti AI generatif, pemasaran digital, atau analisis data.

Eklavya menggarisbawahi besarnya permintaan untuk kursus micro-credentials, terutama yang berkaitan dengan AI generatif. Di Indonesia, permintaan terhadap micro-credentials AI generatif meroket hingga 360 persen dalam dua tahun terakhir.

Laporan Coursera bertajuk Micro Credentials Impact Report menekankan pengakuan yang kian kuat terhadap micro-credentials sebagai instrumen penting meningkatkan keterampilan. Hal ini selaras dengan upaya banyak negara, termasuk Indonesia, melalui visi Indonesia Emas 2045, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan SDM.

Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi krusial dalam membangun ekosistem pendidikan responsif, dan micro-credentials menawarkan jalur cepat untuk adaptasi keterampilan.

Temuan menarik lainnya dari survei Coursera menunjukkan, mayoritas perekrut di Amerika Serikat bahkan mulai mempertimbangkan kandidat yang tidak memiliki gelar akademis, asalkan mereka mengantongi micro-credentials resmi dari institusi kredibel seperti Google atau IBM.

Tidak hanya itu, 96 persen pengusaha menyatakan kesediaan mereka untuk menawarkan gaji yang lebih tinggi bagi individu yang memiliki micro-credentials.

Kekompetenan pemegang micro-credentials ini tidak lepas dari data yang menunjukkan hampir 93 persen kandidat tersebut siap berkontribusi sejak hari pertama bekerja. Kesiapan ini signifikan, memungkinkan perekrut menghemat biaya pelatihan dan adaptasi hingga sekitar 20 persen.

Di tengah lonjakan permintaan terhadap keterampilan dan sertifikasi ini, Coursera mencatat pertumbuhan jumlah pengguna. Per 31 Maret 2025, jumlah pembelajar Coursera secara global mencapai 175 juta, naik 18 persen. Khusus di Indonesia, angkanya mencapai 2,1 juta pembelajar, tumbuh 21 persen secara tahunan (YoY).

Editorial Team