Jakarta, FORTUNE - Rasa penasaran membawa saya mampir ke gerai O!Save yang baru dibuka di kawasan Cimanggis, Depok. Dari luar tampak sederhana, tanpa kemasan promosi yang mencolok. Lazimnya minimarket modern, berjajar rak logam berisi barang kebutuhan pokok. Namun, label harganya membuat saya tertegun karena lebih rendah dibanding ritel modern lain. Misalnya, Sari Roti Tawar Jumbo Spesial dibanderol Rp12.900, jauh di bawah harga pasar dan price tag yang tertera Rp18.000.
Kehadiran O!Save menjadi daya tarik baru di tengah pasar minimarket Indonesia telah lama menjadi gelanggang dua raksasa, Indomaret dan Alfamart, yang mendominasi dengan jaringan lebih dari 40 ribu gerai di seluruh negeri.
O!Save didirikan pada 2021 di Filipina dan berekspansi ke Indonesia pada 2023 sebagai jaringan ritel hard-discount. Dengan filosofi bisnisnya “value over convenience”, kini telah tumbuh lebih dari 100 gerai. Alih-alih bersaing lewat variasi produk dan kenyamanan toko seperti dua pemain besar tadi, O!Save justru mengusung format hard discount retailer, sebuah model yang masih langka di Indonesia.
Format hard-discount retailer menekankan pada harga murah setiap hari tanpa promo, efisiensi operasional ekstrem, dan toko sederhana tanpa dekorasi berlebihan. Barang dijual langsung dari dus atau palet, meniru pendekatan ritel efisien seperti Aldi atau Lidl di Eropa. O!Save ingin menawarkan harga serendah mungkin untuk produk-produknya yang difokuskan terutama pada makanan pokok, rumah tangga, dan perawatan pribadi.