Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Logo OpenAI
Logo OpenAI (Photo by Zac Wolff on Unsplash)

Intinya sih...

  • OpenAI menegaskan IPO tidak ada dalam rencana jangka pendeknya.

  • Perusahaan itu sedang mencari dukungan pemerintah AS untuk membantu menjamin pembiayaan cip AI.

  • Pendapatan OpenAI pada paruh pertama 2025 naik 16 persen secara tahunan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - OpenAI menegaskan aksi menawarkan saham perdana kepada khalayak luas (IPO) belum tersedia dalam rencana jangka pendeknya. Tanggapan tersebut dilontarkan sebagai jawaban dari maraknya berita mengenai IPO yang menjadi konsumsi publik.

“Kami terus berupaya agar perusahaan terus meningkat ke skala yang kami miliki saat ini, jadi saya tidak ingin terbebani oleh IPO,” ujar Chief Economy Officer OpenAI, Sarah Friar, dalam Konferensi Pers Live WSJ, dikutip dari Reuters, Kamis (6/11).

Penegasan ini membantah laporan Reuters pada pekan lalu yang menyebut OpenAI sedang mempersiapkan langkah melantai di bursa saham. Penawaran saham itu disebut dapat meningkatkan valuasi perusahaan hingga US$1 triliun, yang diperkirakan menjadi salah satu IPO terbesar sepanjang masa.

Dalam laporan Reuters itu, Friar dipandang telah membagikan informasi bahwa perusahaan tersebut menargetkan pencatatan saham perdana pada 2027. Sementara itu, beberapa pihak memperkirakan IPO dapat terjadi lebih cepat lagi, yakni sekitar akhir 2026.

Pernyataan Friar muncul tidak lama setelah OpenAI menyelesaikan perombakan besar-besaran perusahaan pada akhir Oktober, yang mengubah divisi non-profit menjadi for-profit, sebagai bagian dari kesepakatan dengan Microsoft. Perjanjian dengan raksasa perangkat lunak itu telah mendorong valuasi OpenAI menjadi US$500 miliar.

Alih-alih IPO, Friar mengatakan perusahaan sedang mencari dukungan pemerintah Amerika Serikat untuk membantu menjamin pembiayaan cip kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, cip tersebut memiliki tingkat depresiasi yang tidak pasti dan membuat pembiayaan utang menjadi mahal.

"Di sinilah kami mencari ekosistem perbankan, ekuitas swasta, bahkan mungkin pemerintah. Jaminan semacam itu benar-benar dapat menurunkan biaya pembiayaan, tetapi juga meningkatkan rasio pinjaman terhadap nilai (LDR),” katanya.

Sanggahan terhadap rencana IPO itu muncul di tengah kinerja keuangan perusahaan yang berada pada zona hijau. Pendapatan OpenAI pada paruh pertama 2025 naik 16 persen secara tahunan (YoY) menjadi US$4,3 miliar atau hampir Rp72 triliun.

Di antara pendorong pertumbuhannya adalah meningkatnya adopsi terhadap ChatGPT, yang memiliki 700 juta pengguna mingguan. Angka ini merupakan sebuah peningkatan empat kali lipat dari jumlah pengguna pada periode sama tahun lalu.

Secara umum, OpenAI telah memiliki 800 juta pengguna mingguan per November 2025.

Melalui keterangan pada laman resminya, OpenAI mengumumkan telah memiliki lebih dari 1 juta pelanggan bisnis yang menggunakan platformnya. Khusus untuk ChatGPT for Work, perusahaan tersebut telah memiliki lebih dari 7 juta total pengguna, naik 40 persen dalam dua bulan.

Topics

Editorial Team