Karyawan melakukan proses perakitan AC di pabrik PT Daikin Industries Indonesia (DIID) di Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (12/12). (Dok. Daikin Indonesia)
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta membeberkan setidaknya ada 30 pabrik tekstil di Tanah Air yang memutuskan untuk tutup terhitung sejak kuartal III-2022 hingga 2024.
Selain menutup operasional, tercatat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) juga banyak yang merelokasi pabrik.
APSyFI juga mendata bahwa seluruh pabrik tekstil yang tutup berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga belasan ribu karyawan.
Redma menjelaskan banyak pabrik tekstil di Indonesia bangkrut karena arus barang impor produk TPT, baik legal maupun ilegal yang membanjiri pasar dalam negeri. Akibatnya, produk lokal tidak bisa bersaing.
“Karena produk impor ini dijual dengan harga dumping. Terlebih yang ilegal dijual tanpa bayar pajak dan bea masuk,” ujar Redma saat dihubungi, Kamis (7/11).
Berdasarkan catatan APSyFI, berikut daftar 30 pabrik yang tutup dan terdampak kebijakan impor di Indonesia per November 2024:
PT Lawe Adyaprima
PT Grand Pintalan
PT Centex - Spinning Mills
PT Damatex
PT Argo Pantes - Bekasi
PT Asia Citra Pratama
PT Kaha Apollo Utama
PT Mulia Cemerlang Abadi
PT Lucky Tekstil (PHK 100 orang)
PT Grand Best (PHK 300 orang)
PT Delta Merlin Tekstil I Duniatex Grup (PHK 660 orang)
PT Delta Merlin Tekstil II Duniatex Grup (PHK 924 orang)
PT Pulaumas Tekstil (PHK 460 orang)
PT Tuntex (PHK 1.163 orang)
Agungtex Grup (Sekitar 2.000 orang dirumahkan)
PT Kabana (PHK 1.200 orang)
PT Pismatex (Pailit dan PHK 1.700 orang)
PT Sai Aparel (Relokasi sebagian)
PT Adetex (Sekitar 500 orang dirumahkan)
PT Nikomas
PT Chingluh (PHK sekitar 2.000 orang)
PT HS Aparel (Tutup)
PT Starpia (Tutup)
PT Djoni Texindo
PT Efendi Textindo
PT Fotexco Busana Internasional
PT Wiska Sumedang (Tutup dan PHK 700 orang)
PT Alenatex (Tutup dan PHK 700 orang)
PT Kusuma Group (3 perusahaan tutup dan PHK 1.500 orang)
PT Primissima (PHK 402 orang)
Sementara itu, Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) sebelumnya mencatat terdapat tujuh pabrik di sektor TPT di Pulau Jawa yang tutup dari Januari hingga Agustus 2024. Namun, angka tersebut kini berkurang menjadi enam pabrik karena PT Sai Apparel, yang sebelumnya dilaporkan tutup, telah kembali melanjutkan operasionalnya.
PT Sai Apparel membuka operasional kembali dengan efisiensi karyawan menjadi 2.000, dari sebelumnya 8.000 karyawan.
“PT Sai Apparel Semarang infonya sekarang buka lagi dengan sekitar 2.000 karyawan,” ujar Presiden KSPN Ristadi saat dihubungi, Senin (14/10).
PHK yang terakhir dilaporkan berasal dari PT Sinar Panca Jaya terhadap lebih dari 340 karyawan sebelum pabrik tersebut tutup pada Agustus 2024.