Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi produk baju (unsplash.com/charlesdeluvio)

Jakarta, FORTUNE – Peluang bisnis thrifting mulai menjamur. Apa itu thrifting? Lalu, berapa besar potensi pasarnya saat ini dan proyeksi pertumbuhannya?

Kamus Cambridge mendefinisikan thrifting sebagai toko yang menjual barang bekas layaknya pakaian, buku, dan furnitur. Dari segi tujuan, beberapa toko barang bekas pakai lebih berfokus pada tujuan nirlaba, seperti kegiatan amal atau donasi bagi tunawisma yang kesulitan untuk makan. Tapi, ada juga toko yang berupaya memaksimalkan profit seperti bisnis pada umumnya.

Ini bukan konsep baru. Dilansir dari Time, Sejarawan Jennifer Le Zotte menyebut bisnis thrifting berawal dari kelompok pelayanan gereja yang mencari dana demi menunjang program mereka. Lalu, berlanjut dengan ‘toko barang bekas’ yang menjadi tempat berburu fesyen bagi para imigran di Amerika pada akhir 1800-an.

Bahkan, pada 1920-an, jenis toko itu terorganisi seperti mal atau department store. Contohnya, Goodwill, yang mempunyai truk sendiri untuk menghimpun pakaian dan peralatan rumah tangga bekas pakai milik lebih dari 1.000 rumah tangga.

Ada pergeseran terminologi saat itu, dari ‘toko barang bekas’ ke ‘toko hemat’ alias thrifting. “Kata hemat mencerminkan daya tarik pemasaran,” ujar Le Zotte.

Peluang bisnis thrifting di dunia dan Indonesia

Editorial Team

Tonton lebih seru di