Sebelumnya, PT Bundamedik Tbk (BMHS) menyampaikan laporan keuangan untuk periode tiga bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp28,72 miliar. Turun signifikan dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp62,24 miliar.
Raihan itu sejalan dengan penurunan dari sisi pendapatan yang tercatat sebesar Rp388,9 miliar. Pendapatan turun 13,62 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp450,21 miliar.
Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan justru naik menjadi Rp227,06 miliar dari sebelumnya Rp225,16 miliar. Sehingga laba bruto perseroan pada kuartal I 2022 tercatat sebesar Rp161,84 miliar, turun 28,09 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp225,06 miliar.
Pada periode yang sama, beban usaha tercatat sebesar Rp107,88 miliar, penghasilan keuangan Rp2,19 miliar, dan beban keuangan Rp7,91 miliar. Kemudian bagian atas laba neto entitas asosiasi tercatat sebesar Rp3,29 miliar dan penghasilan operasi lain net minus Rp378,37 miliar.
Dari perincian tersebut, diperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp51,15 miliar. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba periode berjalan sebesar Rp40,61 miliar. Angka tersebut turun 58,35 persen dibanding kuartal I 2021 sebesar Rp97,51 miliar.
Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 55,3 persen menjadi Rp28,72 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu Rp62,24 miliar.
Laba per lembar saham menjadi Rp3 dari sebelumnya Rp7. Aset PT Bundamedik Tbk hingga Maret 2022 tercatat sebesar Rp2,88 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp2,69 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp989,26 miliar dan aset tidak lancar Rp1,89 triliun.
Liabilitas sampai dengan Maret 2022 tercatat sebesar Rp1,15 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp1 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp724,78 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp429,56 miliar. Sementara ekuitas hingga Maret 2022 juga naik dari sebelumnya Rp1,69 triliun pada akhir Desember 2021, menjadi Rp1,73 triliun hingga Maret 2022.