Jakarta, FORTUNE - Hirotake Yano, pendiri jaringan ritel serba ¥100, Daiso Industries meninggal pada usia 80 tahun akibat gagal jantung.
Daiso mengeluarkan pernyataannya pekan ini sekaligus mengkonfirmasi kematiannya di Hiroshima pada 12 Februari lalu.
Terlahir sebagai Koro Kurihara, ia mengadopsi nama belakang istrinya karena “Yano agar terdengar lebih baik ketika melakukan transaksi bisnis,” katanya kepada Tokyo Weekender pada 2001.
Yano, lulus dari Universitas Chuo di Tokyo pada 1967, melalui jalan berliku sebelum sukses dengan Daiso. Ia sempat gagall mengelola perusahaan perikanan ayah mertuanya hingga bangkrut.
Pada 1972, saat berusia 20-an akhir, ia mendirikan bisnis ritel Yano Shoten, yang dimulai dari sebuah kios kecil. Bisnis itu pun akhirnya berkembang pesat menjadi Daiso pada tahun 1977.
Nama Daiso berasal dari kata (“sō”) yang berarti menciptakan, dan (“dai”) perusahaan besar. Dengan demikian, ia menginginkan bisa menciptakan perusahaan besar dengan penjualan tahunan sebesar ¥100 juta.