Jakarta, FORTUNE – Startup climate-tech Indonesia, Rekosistem, meresmikan Reko Hub Driyorejo untuk meningkatkan pengelolaan sampah anorganik dan daur ulang di sejumlah kota dan kabupaten Jawa Timur. Tercatat, pengelolaan sampah di kawasan itu meningkat dari 15.000 ton menjadi 50.000 ton per tahun.
Co-Founder sekaligus CEO Rekosistem, Ernest Layman, mengatakan bahwa keberadaan Reko Hub Driyorejo akan fokus menerapkan metode ekonomi sirkular. “Reko Hub Driyorejo juga didesain untuk pengolahan sampah berjenis plastik bernilai rendah yang biasanya berakhir di TPA dan tidak didaur ulang, sehingga turut berkontribusi terhadap peningkatan persentase pemulihan material menjadi 80 persen,“ ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Fortune Indonesia, Selasa (14/11).
Dengan fasilitas daur ulang plastik bernilai rendah (low-value plastic atau LVP) yang disediakan ini, target daur ulang sampah anorganik perusahaan meningkat jadi 80 persen/ Reko Hub Driyorejo merupakan evolusi dari Reko Hub Rekosistem sebelumnya–di kawasan Made–yang berfokus untuk menampung, memilah, mendata dan mengolah sampah yang akan disalurkan kepada industri daur ulang serta tempat pemrosesan sampah yang bertanggung jawab.
Fasilitas pemulihan materi Resko Hub Driyorejo yang memiliki luas 16.000 meter persegi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, transportasi, dan waktu yang digunakan untuk proses daur ulang dari hulu ke hilir.