Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Dok. Louis Vuitton
Dok. Louis Vuitton

Intinya sih...

  • Penjualan LVMH naik 1 persen pada kuartal ketiga, didorong oleh membaiknya permintaan di Tiongkok.

  • Saham LVMH di AS melonjak 7,5 persen setelah penjualan divisi fesyen dan barang-barang kulit turun 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

  • Kenaikan harga dan faktor ekonomi seperti kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan krisis properti di Tiongkok menjadi hambatan bagi sektor barang mewah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan barang mewah LVMH mencatat peningkatan penjualan sebesar 1 persen pada kuartal ketiga. Kenaikan terdorong oleh membaiknya permintaan di Tiongkok, memberikan sedikit katalis bagi sektor barang mewah yang bergulat dengan kemerosotan berkepanjangan.

Kenaikan yang dilaporkan LVMH pada Selasa lalu menunjukkan pertumbuhan kuartal pertama tahun ini bagi grup barang mewah terbesar di dunia, yang dipandang sebagai indikator pertumbuhan sektor ini dengan operasi yang mencakup mode, alkohol, dan ritel.

"Tiongkok daratan menunjukkan kinerja positif di kuartal ketiga," kata Chief Financial Officer LVMH, Cecile Cabanis, kepada para analis dalam panggilan telepon dikutip dari Reuters Rabu (15/10).

Cabanis mengatakan, LVMH masih akan menghadapi tantangan di kuartal keempat, termasuk dalam hal pelemahan nilai tukar mata dan ketidakpastian ekonomi yang berkelanjutan. Namun, grup ini yakin dengan arah kreatif baru yang diambil oleh merek-mereknya.

Meskipun, perbaikan keuangan yang berkelanjutan akan membutuhkan waktu dengan perbaikan bertahap, tambah Cabanis.

Saham melonjak

Saham LVMH di AS naik 7,5 persen Selasa kemarin. Penjualan di divisi fesyen dan barang-barang kulit, yang menaungi merek-merek unggulan Louis Vuitton dan Dior dan menyumbang lebih dari dua pertiga laba, turun 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pembaruan perdagangan tersebut melampaui konsensus Visible Alpha yang dikutip oleh HSBC yang menunjukkan penjualan keseluruhan yang datar dan penurunan 4 persen untuk divisi fesyen dan kulit. Penjualan kuartalan perusahaan yang dikendalikan oleh miliarder Prancis Bernard Arnault, yang juga memiliki merek-merek seperti toko perhiasan Tiffany, sampanye Moet & Chandon, dan peritel kecantikan Sephora, naik 1 persen menjadi 18,28 miliar euro (US$21,17 miliar).

Penurunan di divisi fesyen dan kulit yang berperan penting dari grup tersebut pada periode Juli hingga September menandai perbaikan dari penurunan 9 persen yang tercatat setelah kuartal kedua.

Sektor barang mewah telah mengalami kemerosotan yang berkepanjangan sejak meredanya ledakan pascapandemi.

Kenaikan harga, yang mendorong keuntungan di label-label seperti Louis Vuitton dan Dior dalam beberapa tahun terakhir, telah membebani selera terhadap tas tangan, terutama dari klien yang kurang mampu.

Faktor-faktor ekonomi termasuk tarif Presiden AS Donald Trump, krisis properti yang berkelanjutan di Tiongkok, dan lonjakan harga emas dan perak baru-baru ini, yang mendorong kenaikan biaya produksi perhiasan, menambah hambatan meskipun semakin banyaknya investor yang optimis terhadap sektor ini.

Para analis telah merilis serangkaian catatan optimisme yang menyatakan bahwa dorongan merek untuk produk yang lebih terjangkau dan apa yang disebut Morgan Stanley sebagai "ledakan kreativitas" dari para desainer baru di sebagian besar rumah mode dapat menandakan bahwa masa-masa terburuk telah berakhir.

Editorial Team

EditorEkarina .