Jakarta, FORTUNE – Harga beli apartemen di Jakarta masih belum mengalami kenaikan lantaran volume penjualan yang masih sepi selama pandemi.
“Kami lihat di pasar primer adalah harga cenderung stagnan mengingat pengembang masih melakukan strategi untuk dapat menarik pembeli,” kata Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia, Yunus Karim, kepada Fortune Indonesia, Selasa (11/10).
Penjualan kondominium atau apartemen pada kuartal II-2022 masih menunjukkan tren yang relatif lemah.
Dalam laporan terbarunya, di kuartal II tahun ini penjualan kondominium masih melambat di bawah 40 persen. Padahal pada 2014, tingkat penjualan apartemen berada di angka 75 persen untuk seluruh produk yang ditawarkan di pasar.
Setahun kemudian, tingkat permintaan tertekan dan berada di bawah angka 62 persen, tren tersebut berlanjut hingga beberapa tahun terakhir ini.
Demi membuat sektor ini menjadi lebih atraktif, Yunus menyarankan kepada pengembang dapat memberikan penawaran yang menarik bagi pembeli. Mulai dari metode pembayaran fleksibel, memberikan kualitas bangunan yang baik, dan kedekatan dengan transportasi umum. “Khususnya bagi para pembeli muda ini masih jadi pertimbangan,” ujarnya.