Jakarta, FORTUNE – Krisis semikonduktor saat ini sedang melanda pasar global. Lembaga riset independen, Independent Commodity Intelligence Services (ICIS), dalam publikasi daring (30/8) menyampaikan bahwa krisis semikonduktor telah dimulai sejak pertengahan 2020 dan masih terjadi hingga saat ini.
Bahan ini sebenarnya adalah padatan kristal menengah dalam konduktivitas listrik antara konduktor dan isolator. Pada peralatan listrik, semikonduktor digunakan dalam berbagai komponen, seperti dioda, transistor, maupun integrated circuit (IC), serta chip yang seringkali dianggap sebagai ‘otak’ peralatan elektronik berteknologi canggih.
Walau terlihat sederhana, tapi chip cukup penting dalam pengembangan teknologi sebagai elemen kunci untuk sebagian besar sistem elektronik. Saat terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan semikonduktor, maka dunia industri, mulai produsen alat-alat elektronik hingga pabrik kendaraan bermotor mulai panik tentang kelangkaan chip.
Melansir bbc.com, langkanya chip mulai berdampak pada banyak sektor. Konsol game PS5 tengah langka di pasaran; Pabrik Toyota, Ford dan Volvo terpaksa harus memperlambat, bahkan menghentikan sementara produksi di pabrik mereka; sejumlah produsen smartphone juga merasakan kesulitan karena kelangkaan semikonduktor yang menjadi bahan baku komponen elektroniknya.
Dirangkai dari beberapa sumber, berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan masalah kelangkaan chip semakin menjadi-jadi.