Jakarta, FORTUNE – Perusahaan ritel asal Swedia, IKEA mengakuisisi Locus, perusahaan teknologi logistik asal Amerika Serikat. Akuisisi ini diharapkan membuat proses pengiriman barang ke pelanggan menjadi lebih cepat dan efisien, seiring upaya IKEA memperkuat bisnis penjualan online.
Dilansir dari Reuters, kesepakatan ini melengkapi rencana investasi US$2,2 miliar yang digelontorkan Ingka Group—franchise terbesar IKEA di dunia—untuk ekspansi di pasar AS. IKEA menghadapi persaingan ketat dengan Wayfair dan Walmart, serta tekanan biaya akibat tarif impor yang lebih tinggi.
Meski IKEA tidak menjelaskan secara detail nilai akuisisi Locus, sebuah laporan menyebut Locus pernah dinilai sekitar US$300 juta pada putaran pendanaan terakhir pada 2021. Menurut IKEA, hadirnya teknologi Locus akan membantu menyederhanakan rantai pasok dan memangkas biaya pengiriman hingga €100 juta (sekitar US$117 juta) per tahun secara global.
Locus memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengelompokkan pesanan dan memprediksi rute pengiriman agar kendaraan menghabiskan lebih sedikit waktu di jalan. Proses ini sebelumnya masih dilakukan secara manual oleh staf IKEA, kata Parag Parekh, Chief Digital Officer Ingka Group, kepada Reuters.
Parekh menambahkan, teknologi Locus juga akan memungkinkan IKEA menawarkan lebih banyak pilihan jadwal pengiriman, pelacakan paket secara real-time, dan layanan yang lebih cepat. Teknologi ini kemungkinan akan diuji coba di AS dan Inggris sebelum diluncurkan secara global.
“Kecepatan penting, tapi yang lebih kami utamakan adalah fleksibilitas, kemampuan melacak pesanan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan,” kata Parekh dikutip, Selasa (7/10).
Sebelum diakuisisi, saham Locus dimiliki dana investasi pemerintah Singapura (GIC) serta perusahaan ekuitas swasta Alpha Wave, Tiger Global, dan Qualcomm Ventures. Meski kini dimiliki Ingka Investments, Locus tetap akan beroperasi secara independen dan melayani klien di luar IKEA.