Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
aaron-doucett-8xMGS4Ab6U0-unsplash.jpg
Logo Volvo - Unsplash/Aaron Doucett

Intinya sih...

  • Penjualan global Volvo turun 14 persen (YoY) pada Juli 2025, dipengaruhi oleh penurunan permintaan mobil listrik.

  • Model SUV XC60 menjadi andalan utama dengan penjualan meningkat.

  • Volvo merespons pelemahan dengan ekspansi produksi di Amerika Serikat dan Eropa serta peluncuran model listrik baru.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - Volvo Cars melaporkan penurunan penjualan global sebesar 14 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Juli 2025. Pabrikan otomotif asal Swedia ini hanya mengirimkan 49.273 unit kendaraan, melanjutkan tren negatif selama lima bulan berturut-turut.

Pelemahan ini terutama didorong oleh anjloknya permintaan pada segmen kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Menurut laman Investing, penurunan terbesar terjadi pada segmen mobil listrik murni, yang penjualannya anjlok 26 persen menjadi 10.511 unit. Nasib serupa dialami segmen mobil hibrida plug-in yang ikut terkoreksi 21 persen menjadi 11.461 unit.

Secara keseluruhan, kontribusi kendaraan listrik terhadap total penjualan Volvo menyusut. Pada Juli 2025, segmen ini hanya menyumbang 45 persen dari total penjualan, lebih rendah dibandingkan porsi 51 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

Kondisi ini melanjutkan tren penurunan yang terjadi sepanjang 2025. Sebelumnya, Volvo juga melaporkan penurunan penjualan global pada Juni (turun 12 persen), Mei (turun 12 persen), April (turun 11 persen), dan Maret (turun 10 persen).

XC60 Tetap Jadi Andalan

Di tengah pelemahan umum, model SUV XC60 masih menjadi andalan utama Volvo. Penjualannya justru meningkat menjadi 16.813 unit dari 15.577 unit pada Juli tahun lalu.

Model terlaris berikutnya adalah XC40/EX40 yang mencatatkan penjualan 12.087 unit, turun dari 13.818 unit. Pada posisi ketiga, ada XC90 sebanyak 7.266 unit, juga melemah dari 8.146 unit.

Strategi Adaptasi Volvo

Laman Reuters mewartakan, Volvo, yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Geely dari Cina, mesti menerima berbagai tekanan global, mulai dari menurunnya permintaan EV hingga dampak tarif internasional.

Menyikapi tantangan ini, perusahaan telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Volvo berencana memperluas jejak produksinya di Amerika Serikat dan Eropa, serta meluncurkan model-model baru berbasis listrik demi beradaptasi pada lanskap otomotif yang makin kompetitif.

Sebagai langkah konkret, Volvo akan mulai memproduksi model XC60 di pabrik Charleston, South Carolina, pada akhir 2026. Keputusan ini merupakan respons langsung terhadap tarif impor yang membengkak. Saat ini, pabrik tersebut baru memproduksi model SUV listrik EX90.

Editorial Team