Jakarta, FORTUNE - Pertamina melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina Patra Niaga melakukan ekspansi proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel (USAF) atau Avtur berbahan minyak jelantah.
Proyek ini sebelumnya dikerjakan di Kilang Cilacap, dan mulai akan dikembangkan ke Kilang Dumai dan Balongan.
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman mengatakan proyek ini dilakukan untuk mendukung reansisi energi sekaligus dual growth strategy —yakni penguatan core business dan pengembangan new business.
Project USAF tak hanya memproduksi bahan bakar berkelanjutan, tapi juga mendorong blueprint besar circular SAF ecosystem yang membentuk rantai pasok bersama dengan pelaku pengumpulan UCO, transporter, serta off-taker seperti maskapai dan BUMN Aviasi.
“Pada 2028, kami berharap dapat menyaksikan startup Green Refinery Project di Cilacap, dengan kapasitas 6 MBSD, mengolah feedstock dari UCO, POME, dan lainnya. Ini akan menjadikan Pertamina sebagai pelopor energi hijau,” pungkas Taufik melalui keterangan resmi, Selasa (27/5).
Sementara itu, untuk mendukung realisasi Project USAF, PT Pertamina Patra Niaga menyiapkan alat untuk mengumpulkan Used Cooking Oil (UCO) di sepuluh SPBU yang tersebar di Jakarta. Dengan adanya alat tersebut, PT Pertamina Patra Niaga mendorong masyarakat untuk menyakurkan minyak jelantah rumah tangga.
Kendati demikian alat ini masih dalam skala piloting. Hingga kini, sudah terdapat sedikitnya 6.042 orang yang secara sukarela menyetorkan UCO di alat-alat yang tersebar di sepuluh SPBU di Jakarta.
Pada Kilang Cilacap dimulai sejak 2020, ketika itu KPI, berhasil memproduksi Bioavtur J2.4 dari Palm Kernel Oil. Setahun kemudian, produk tersebut digunakan dalam penerbangan uji coba dengan pesawat CN-235.
Kemudian dilanjutkan pada 2023 dengan penerbangan komersial Garuda Indonesia rute Jakarta–Solo. Taufik mengatakan, dua uji coba tersebut membuktikan bahwa bahan bakar aviasi berbasis nabati bukan lagi sekedar konsep.
Pada 2024, KPI mencanangkan Project USAF (UCO to SAF) sebagai langkah penting untuk memulai komersialisasi SAF berbahan baku waste (minyak jelantah) dan bersertifikat sustainaibility.
Serangkaian aktivitas dilaksanakan yakni pengembangan teknologi katalis bersama Pertamina Technology Innovation, manufacturing katalis oleh PT Katalis Sinergi Indonesia, melakukan sertifikasi sustainability ISCC EU dan CORSIA, dan puncaknya pada Turn Around Januari 2025, PT KPI telah melaksanakan change out catalyst USAF di RU IV dan menandai siap dilakukannya uji komersial produksi certified SAF dari minyak jelantah di awal kuartal ketiga 2025.