Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Mengawali tahun 2025, kinerja dekarbonisasi PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja positif, melampaui target. Sepanjang Januari 2025, Pertamina Group berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 146.183 metrik ton CO2 dari target 105.574 metrik ton CO2. (Dok. Pertamina)
Mengawali tahun 2025, kinerja dekarbonisasi PT Pertamina (Persero) mencatatkan kinerja positif, melampaui target. Sepanjang Januari 2025, Pertamina Group berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 146.183 metrik ton CO2 dari target 105.574 metrik ton CO2. (Dok. Pertamina)

Intinya sih...

  • Pertamina melakukan transaksi kredit karbon 37.000 ton C02e di COP30, Brasil.

  • Kredit karbon berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sei Mangkei dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong.

  • Pertamina berencana melakukan mekanisme MRV untuk memastikan proyek energi baru terbarukan valid dan diakui baik di pasar domestik maupun global.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina (Persero) melakukan transaksi kredit karbon sebesar 37.000 ton C02e di konferensi untuk perubahan iklim, COP30, Brasil. Hal ini menambah pencapaian kumulatif, setelah Pertamina berhasil menjual 846.000 ton CO2e (setara 3 juta US$) sejak September 2023.

Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero), Agung Wicaksono mengatakan bahwa penjualan tersebut dilakukan kepada dua perbankan yakni, Bank Mandiri dan CIMB Niaga.

"Kredit karbon tersebut berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei di Sumatra Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Sulawesi Utara," ujar Agung melalui keterangan resmi, Jumat (14/11).

Terkait perdagangan karbon, Pertamina menyiapkan langkah-langkah untuk menangkap peluang di pasar karbon. Saat ini, Pertamina telah menyiapkan internal carbon pricing untuk memudahkan keputusan-keputusan investasi serta memperhitungkan nilai ekonomi karbon di dalamnya yang dapat mendorong bisnis rendah karbon dan efisiensi energi.

Dengan demikian, Pertamina dapat mengembangkan banyak proyek energi baru terbarukan atau proyek yang berbasis bahan baku ramah lingkungan seperti geothermal.

"Dari proyek-proyek geothermal tersebut, proyek energi baru terbarukan lainnya seperti PLTBg, maupun yang berbasis nature based solution seperti penghijauan kembali itu bisa menghasilkan karbon kredit," ujarnya.

Selanjutnya, Pertamina berencana melakukan mekanisme Measurement Registration Verification (MRV) untuk memastikan proyek energi baru terbarukan tersebut valid dan diakui baik di pasar domestik maupun pasar global, sehingga nantinya perusahaan mendapatkan pendanaan, serta menghasilkan energi yang ramah lingkungan.

Sebelumnya, Pertamina melakukan perdagangan kredit karbon yang bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak diluncurkan mulai September 2023 di IDXCarbon, hingga saat ini total penjualan yang terakumulasi mencapai 864.000 ton CO2e. Pada tahun 2025, Pertamina BRE telah menghasilkan kredit karbon dari sektor energi terbarukan sebesar 249.000 ton CO2e.

"Kami menghasilkan kredit karbon dari proyek panas bumi dan limbah cair dari pabrik pengolahan kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) untuk memenuhi permintaan pasar," kata dia.

Editorial Team

EditorEkarina .