Jakarta, FORTUNE – Untuk memetakan pemerataan adopsi digital di Indonesia seiring pertumbuhan ekonomi digital masa depan, perusahaan modal ventura, East Ventures, meluncurkan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 bertema ‘Keadilan Digital bagi Seluruh Rakyat Indonesia’.
Co-Founder dan Managing Partner EV, Willson Cuaca, mengatakan memasuki 2023, perkembangan sektor ekonomi digital di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, seperti kondisi makro ekonomi yang begejolak, perang Rusia-Ukraina, dan dinamika politik Indonesia yang salah satunya ditandai pemekaran Provinsi baru di Pulau Papua. Padahal, ekonomi digital di Indonesia sedang mangalami perkembangan yang sangat pesat, sejak awal pandemi di 2020.
Berdasarkan laporan EV-DCI 2023, Willson menyimpulkan bahwa daya saing digital di Indonesia semakin merata seiring pesatnya pertumbuhan digital ekonomi Indonesia sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, dengan proyeksi nilai keekonomian mencapai US$130 miliar pada tahun 2025. “Pada tahun 2023, (median DCI) itu 38,5. Pada saat kita mencapai titik di 50, itu artinya kita berada di median yang paling benar,” ujarnya dalam peluncuran EV-DCI, Rabu (5/4).
Sejak pertama kali diluncurkan, nilai tengah EV-DCI menunjukkan peningkatan yang cukup baik, mulai dari 27,9 di 2020; 32,0 pada 2021; serta 35,2 pada 2022. Melihat proses digitalisasi di Indonesia di tiap Provinsi, dihitung melalui input-proses-output digitalisasi beserta dampaknya, maka dampak yang terjadi di masyarakat berkembang dengan sangat pesat.
Hal ini, menurutnya akan menjadi fondasi yang kuat bagi infrastruktur digital Indonesia di masa depan dan akan menumbuhkan inovasi-inovasi baru ke seluruh pelosok Indonesia. “Dengan pemetaan pemerataan digitalisasi, building block yang kami (EV) bangun, sektor-sektor yang kami invest, serta faktor kunci di mana kami harus fokus dan perhatikan, setiap kami melakukan ini, maka semakin dekat satu langkah lebih baik menuju keadilan digital bagi seluruh rakyat Indonesia," katanya.