Bertemu CEO Perusahaan AS, Jokowi Harapkan Ada Kerja Sama Konkret

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan kerja sama konkret CEO perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat (AS) di G20 maupun dengan negara-negara ASEAN, terutama Indonesia
Jokowi mengatakan, Indonesia sebagai penyelenggara G20, ingin memastikan agar G20 dapat bekerja sebagai katalisator pemulihan ekonomi global, terutama bagi kemajuan negara-negara berkembang.
Untuk itu, kerja sama yang konkret dan saling menguntungkan perlu diperlukan oleh ASEAN. “Semua ini membutuhkan kemitraan yang erat antara pemerintah dengan komunitas bisnis,” katanya di Washington DC, Kamis (12/5) waktu setempat.
Melansir laman resmi Sekretariat Kabinet, pada pertemuan dengan para pengusaha AS tersebut, tampak Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo; US-ASEAN Business Council, Ted Osius; Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim, John Kerry; dan sejumlah pimpinan perusahaan AS, seperti Google, Chevron, Boeing, Qualcomm, ConocoPhillips, Marriot International, dan lainnya.
Bahan baku industri tersedia banyak di Indonesia
Secara khusus, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi kekuatan dalam penyediaan bahan baku industri, penyediaan energi hijau, dan ekonomi digital. “Sebagai salah satu negara penghasil bijih nikel terbesar di dunia, Indonesia berkembang pesat dalam industri besi dan baja. Saat ini Indonesia menjadi negara penghasil besi baja stainless terbesar nomor dua di dunia,” ucapnya.
Indonesia, juga kaya akan tambang seperti tembaga dan bauksit untuk aluminium, yang akan menjadi tulang punggung industri energi baru dan terbarukan, termasuk baterai litium dan mobil listrik.
Potensi sumber daya energi hijau Indonesia
Indonesia memiliki kekayaan alam yang menyimpan potensi energi baru terbarukan (EBT). Energi hijau, seperti air, surya, geotermal, angin, dan lainnya, sangat berlimpah di Indonesia dan banyak dikembangkan sebagai sumber energi pembangkit listrik.
Menurut Jokowi, hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan-perusahaan AS yang sudah sangat peduli pada bisnis yang dijalankan dengan ramah lingkungan.
“Kami memastikan bahwa produksi barang penting akan dihasilkan dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Kami mengundang pelaku bisnis Amerika untuk investasi di Indonesia,” tuturnya.
Indonesia serius kembangkan ekonomi digital
Terkait ekonomi digital, Presiden mengatakan bahwa Indonesia sangat serius dalam pengembangan ekonomi digital yang adil dan bermanfaat bagi semua. Saat ini, Indonesia memiliki 2.346 startup, terbanyak kelima di dunia.
“Saya sangat mengharapkan kontribusi pebisnis Amerika dalam pengembangan infrastruktur digital, memfasilitasi digital capacity-building, serta mendukung kami masuk global value chain melalui digitalisasi,” ujar Presiden di hadapan para pengusaha besar AS.