Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ivan Tanjaya (kiri), Co-Founder Holywings - Instagram/ivantanjaya

Intinya sih...

  • Ivan Tanjaya, Co-Founder Holywings, lahir di Sulawesi Tengah tahun 1989, belajar Business Administration and Management di Beijing, dan memiliki pengalaman bisnis internasional yang memperkaya wawasan akademisnya.

  • Bersama rekannya Eka Setia Wijaya, Ivan mendirikan Holywings setelah gagal dengan kedai nasi goreng, mengusung konsep tempat hiburan dengan makanan, minuman, dan live music.

  • Holywings terus berekspansi ke berbagai kota di Indonesia meskipun menghadapi kontroversi promosi minuman beralkohol pada tahun 2022. Ivan memiliki kepemilikan saham terbesar dalam perusahaan tersebut.

Jakarta, FORTUNE - Holywings telah menjadi salah satu tempat hiburan terkemuka di Indonesia, dikenal luas oleh kalangan muda sebagai destinasi untuk menikmati makanan, minuman, dan live music.

Di balik kesuksesan ini, terdapat sosok visioner bernama Ivan Tanjaya, Co-Founder Holywings, yang perjalanan hidup dan kariernya penuh inspirasi.

Latar Belakang dan Pendidikan

Ivan Tanjaya lahir di Sulawesi Tengah pada 1989. Sejak muda, ia telah menunjukkan minat yang besar dalam dunia bisnis dan kewirausahaan.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di Surabaya, Ivan melanjutkan studinya ke Beijing, Tiongkok, di Raffles Academy dengan fokus pada Business Administration and Management. Pengalaman internasional ini tidak hanya memperkaya wawasan akademisnya tetapi juga membuka pandangannya terhadap berbagai peluang bisnis di kancah global.

Awal Karier dan Pengalaman Bisnis

Selama bersekolah di Beijing, Ivan memulai berbagai usaha. Salah satu inisiatif pertamanya adalah menjadi agen properti, membantu mahasiswa baru mencari tempat tinggal yang sesuai.

Dari komisi yang diperoleh, ia kemudian merintis bisnis penjualan kamera Instax Polaroid secara online melalui platform seperti Facebook, dengan nama "Polid House". Bisnis ini berkembang pesat, namun harus terhenti akibat perubahan regulasi di Tiongkok.

Tak berhenti di situ, Ivan juga mencoba peruntungan di bidang lain dengan mendirikan perusahaan jasa pengiriman barang, PT Andara Inti Berkat, meskipun usaha ini tidak berlangsung lama.

Mendirikan Holywings

Kembali ke Indonesia, Ivan bersama rekannya, Eka Setia Wijaya, memutuskan terjun ke industri kuliner dengan membuka sebuah kedai nasi goreng di sebuah ruko di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun, dalam tiga bulan, bisnis ini mengalami penurunan omzet yang signifikan.

Menyadari perlunya inovasi, mereka mengubah konsep kedai tersebut menjadi tempat hiburan dengan nama "Holywings" pada 2014. Inspirasi ini datang dari pengalaman Ivan selama di Beijing, di mana bar dengan live music dan harga terjangkau sangat diminati.

Holywings mengusung konsep serupa, menawarkan chicken wings, bir dengan harga bersahabat, dan pertunjukan musik live. Meskipun dua minggu pertama operasionalnya sepi pengunjung, perlahan tempat ini mulai ramai dan menjadi populer. Kesuksesan cabang pertama mendorong pembukaan cabang kedua di Pantai Indah Kapuk (PIK) dalam waktu sembilan bulan.

Ekspansi dan Tantangan

Seiring waktu, Holywings terus berekspansi ke berbagai kota di Indonesia. Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Pada 2022, Holywings menghadapi kontroversi terkait promosi minuman beralkohol yang menuai kecaman publik.

Enam staf ditetapkan sebagai tersangka, dan beberapa outletnya disegel oleh pihak berwenang. Ivan, sebagai Co-Founder, bersama tim manajemen lainnya, harus menghadapi tantangan ini dengan bijak untuk menjaga reputasi dan keberlangsungan bisnis.

Keterlibatan Tokoh Publik

Selain Ivan dan Eka, Holywings juga menarik perhatian tokoh publik seperti Hotman Paris Hutapea dan Nikita Mirzani. Pada Mei 2021, Hotman Paris mengumumkan bahwa ia menjadi salah satu pemilik saham Holywings yang berlokasi di Breeze BSD, Tangerang Selatan.

Selain sebagai pemegang saham, Hotman juga ditunjuk sebagai pengacara untuk perusahaan tersebut. Keterlibatan tokoh-tokoh ini semakin meningkatkan profil dan popularitas Holywings di mata masyarakat.

Struktur Kepemilikan Saham

Dalam struktur kepemilikan PT Aneka Bintang Gading, perusahaan yang menaungi Holywings, Ivan Tanjaya menjabat sebagai Komisaris Utama dengan kepemilikan 132 saham. Rekannya, Marvin Saputra, menjabat sebagai Direktur dengan 80 saham, sementara Jacky Lee sebagai Komisaris memiliki 80 saham.

Hotman Paris, meskipun dikenal luas sebagai salah satu pemilik, memiliki 10 saham dalam perusahaan ini. Struktur ini menunjukkan bahwa Ivan dan tim inti memiliki porsi kepemilikan terbesar, sementara tokoh publik seperti Hotman Paris berperan sebagai investor minoritas yang turut mendukung perkembangan perusahaan.

Perjalanan Ivan Tanjaya dari seorang mahasiswa yang merintis berbagai usaha di negeri orang hingga menjadi Co-Founder dari salah satu jaringan tempat hiburan terbesar di Indonesia adalah bukti nyata dari ketekunan, inovasi, dan keberanian dalam mengambil risiko. Dengan visi yang jelas dan komitmen yang kuat, Ivan terus berkontribusi dalam memajukan industri hiburan tanah air melalui Holywings.

Selain Holywings, saat ini Ivan diketahui menjabat sebagai CEO Atlast Beach Fest. Sebagai CEO dan salah satu pendiri Atlas Beach Fest di Bali, ia berhasil membawa konsep klub pantai mewah ke level internasional.

Atlas Beach Fest dikenal sebagai salah satu klub pantai terbesar di dunia, menawarkan pengalaman unik yang menggabungkan hiburan, kuliner, fesyen, dan budaya lokal. Di bawah kepemimpinan Ivan, Atlas Beach Fest tidak hanya menjadi destinasi favorit wisatawan lokal dan mancanegara, tetapi juga simbol inovasi dalam industri pariwisata Indonesia.

Dengan kapasitas yang mampu menampung ribuan pengunjung, Atlas Beach Fest menawarkan berbagai fasilitas kelas dunia, mulai dari kolam renang infinity, restoran dengan menu internasional, hingga area hiburan dengan penampilan artis-artis ternama.

Editorial Team

EditorEkarina .