Jakarta, FORTUNE - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengatakan progres pembangunan smelter tembaga di kawasan ekonomi khusus (KIK) di JIEE Gresik, Jawa Timur, telah mencapai 32,5 persen pada awal Juli 2022. Akhir tahun ini, progres pembangunan fasilitas pengolahan tersebut ditargetkan mencapai 50 persen.
"Kami telah mengeluarkan US$1 miliar dari total investasi (US$3 miliar)," ujarnya dalam talk show yang disiarkan SEA Today News, Kamis (8/7).
Jika tak ada aral melintang, akhir 2023 diharapkan pembangunan konstruksi smelter mencapai 100 persen sehingga dapat mulai beroperasi di 2024. "Harapannya pada Mei 2024 kita dapat mulai memproduksi katoda tembaga dari smelter ini," tuturnya.
Meski demikian, nantinya smelter single line yang disebut-sebut terbesar di dunia itu juga akan mengolah produk logam mulia lain seperti emas dan perak. Produk tersebut nantinya akan dihasilkan dari lumpur anoda sisa pengolahan katoda tembaga.
"Saat ini smelter Freeport di Gresik (PT Smelting) hanya memproduksi katoda tembaga sementara lumpur anoda yang masih mengandung emas dan perak diekspor," jelasnya.