Jakarta, FORTUNE - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), emiten penerbangan BUMN, menargetkan penambahan tujuh unit pada armadanya sepanjang 2025. Target itu dipasang demi meningkatkan kapasitas produksi dan menangkap pertumbuhan pasar.
“Ini merupakan penambahan [unit] terbanyak pasca pandemi” ujar Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, dalam Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi VI, dikutip secara daring, Senin (22/9).
Untuk itu, Garuda secara aktif menjajaki kerja sama dengan pabrik pesawat secara jangka panjang untuk memperoleh kepastian jumlah pesawat dan harga yang kompetitif.
Dalam mencapai kesepakatan jangka panjang tersebut, Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam lawatan ke Amerika Serikat untuk diskusi lanjutan mengenai pengadaan unit pesawat dari Boeing.
Baru-baru ini, Garuda juga dikabarkan akan membeli 50 pesawat dari Boeing sebagai syarat kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS).
“Sebagaimana dipesankan oleh pimpinan, pertemuan Garuda Indonesia, bersama-sama dengan pemangku kepentingan lain, [ditujukan demi] memastikan pembelian tersebut membawa keuntungan optimal, baik secara strategis, operasional, dan finansial” ujarnya,
Hal tersebut sejalan dengan target jangka panjang perseroan memiliki 100 unit pesawat hingga 2029. Hal ini memungkinkan Garuda Indonesia menghubungkan lebih dari 100 rute penerbangan dan mencapai 50 persen pangsa pasar domestik.
Untuk itu, Garuda juga melakukan sejumlah upaya dalam menyehatkan operasionalisasinya melalui transformasi bisnis, salah satunya membuka rute baru dan menutup rute-rute yang tidak melahirkan keuntungan.
Rute baru yang telah dibuka adalah Jakarta-Samarinda dan Halim-Denpasar. Sementara itu, rute Halim-Palembang akan segera dibuka.
“Hingga akhir tahun akan terdapat beberapa rute yang diberhentikan aktivitasnya, dan restrukturisasi rute intra Papua,” katanya.
Hingga Agustus 2025, perusahaan telah menambah 5 pesawat baru di bawah manajemen baru. Dengan demikian, total armada Garuda di 2025 mencapai 78 unit, naik dibandingkan dengan 73 unit pada 2024 dan 71 unit pada 2023.
Dari sisi traffic penerbangan, industri aviasi diperkirakan akan mengalami pertumbuhan hingga 105,4 juta penumpang pada 2025 dibandingkan dengan 97,8 juta pada 2024. Untuk itu, Garuda menargetkan dapat melayani 12,2 juta penumpang pada tahun ini atau setara 11,6 persen pangsa pasar.