Jakarta, FORTUNE - Metaverse yang kian hari kian eksis diperbincangkan dan semakin diminati, khususnya oleh generasi milenial, tentu memiliki potensi ekonomi tersendiri. Pasalnya, riset The Analysis Group menyebutkan bahwa dalam 10 tahun mendatang, metaverse dinilai mampu menjadi ekonomi baru dengan perputaran uang hingga US$ 3 triliun.
“Angka tersebut berdasarkan riset dan akan terjadi pada tahun 2031 mendatang. Angka tersebut sangat besar atau setara dengan 2,8 persen dari gross domestic products (GDP) dunia. Tentunya, Asia akan menjadi bagian dari perputaran ekonomi baru itu," ungkap Country Director untuk Meta di Indonesia Pieter Lydian dalam acara Fortune Indonesia Summit 2022 dengan tema diskusi Metaverse as The Next Big Things of Economy, Kamis (19/5).
Pieter menambahkan, negara di Asia akan menjadi bagian dari perputaran ekonomi baru karena sejalan dengan adopsi teknologi yang lebih besar ketimbang negara lainnya, khususnya melalui mobile yang 72 persen dibandingkan dengan dunia saat ini, yakni 64 persen.
Selain itu, adopsi media sosial pada negara Asia tercatat 72 persen lebih besar daripada dunia di angka 58 persen. "(Karena itu), nilai metaverse di Asia berpotensi hingga US$ 1 triliun. Berdasarkan posisi Asia Tenggara yang berada di front dan center dari transformasi," ujarnya.