Jakarta, FORTUNE - Akamai Technologies, Inc, perusahaan keamanan siber dan komputasi awan merilis laporan State of the Internet (SOTI) terbaru. Dari laporan bru ini mengungkap temuan soal adanya lonjakan traffic terautomasi (automatic-traffic) yang sebagian besar didorong oleh bot bertenaga AI dan menargetkan situs-situs web di berbagai industri.
Berdasarkan the Digital Fraud and Abuse Report 2025, bot AI kini mencatat peningkatan signifikan dalam traffic ini, dengan lonjakan sekitar 300 persen dalam setahun terakhir. Bot-bot ini menghasilkan miliaran permintaan, sehingga mengganggu operasional bisnis dan analisis digital. Bot AI saat ini menyumbang hampir 1 persen dari total traffic bot di seluruh platform Akamai.
Lonjakan ini disebabkan oleh meluasnya aktivitas content scraping, di mana bot AI secara aktif melemahkan model-model bisnis konvensional berbasis web. Seiring dengan meningkatnya traffic bot, para penerbit dan perusahaan-perusahaan berbasis konten mengalami gangguan analitik digital serta penurunan pendapatan iklan akibat bot yang mengambil keuntungan tanpa memberikan imbalan apa pun.
Selain scraping, laporan ini mengungkap bahwa pertumbuhan pesat alat berbasis AI telah mempermudah para profesional ancaman berpengalaman maupun aktor-aktor jahat baru untuk melancarkan serangan peniruan identitas, melakukan rekayasa sosial, menyebarkan kampanye phishing, dan melakukan penipuan identitas menggunakan dokumen dan gambar palsu yang dihasilkan oleh AI.
“Meningkatnya penggunaan bot AI tidak lagi hanya menjadi masalah keamanan — ini telah menjadi keharusan bisnis,” kata Rupesh Chokshi, Senior Vice President dan General Manager Bidang Application Security di Akamai. “Para pemimpin bisnis harus bertindak sekarang untuk membangun kerangka kerja yang memastikan adopsi AI yang aman, mengelola risiko yang terus berkembang, dan melindungi operasional digital.”
