Jakarta, FORTUNE - Gelombang pandemi menggulung sektor ritel berkali-kali, memperburuk kondisi banyak ritel modern yang kinerjanya telah lebih dulu digerogoti oleh disrupsi digital. Namun, industri ritel mulai optimistis pulih tahun ini, disokong oleh sejumlah katalis.
Pantauan Fortune Indonesia pada awal Mei 2022, salah satu cabang dari jaringan ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) di Depok dipenuhi para pemburu baju baru untuk rayakan Hari Raya. Area penuh tanda diskon dan promo ramai menarik para pelanggan. Selesai berburu, mereka pergi ke kasir di berbagai sudut toko ritel pakaian tersebut.
Itu sinyal baik bagi industri, setelah ribuan toko ritel rontok akibat pandemi. “Penjualan ritel sektor non-pangan pada 2020 sampai minus 60 persen dan pangan minus 40 persen,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, kepada Fortune Indonesia pada Maret lalu.