Jakarta, FORTUNE – Sentralisasi pemasaran yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) berbuah manis.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, mengatakan sentralisasi ini berhasil meningkatkan penetrasi pasar di dalam dan luar negeri untuk produk-produk komersial perusahaan—pupuk maupun nonpupuk—serta mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari sektor tersebut. Menurutnya, setelah Pupuk Indonesia melakukan sentralisasi pemasaran pada 2021, kinerja perusahaan itu meningkat signifikan.
"Kami masih menunggu hasil audit...Pada 2022, kami berhasil mencapai pendapatan sekitar Rp103 triliun dengan laba kurang lebih Rp19 triliun (unaudited), yang mana 65 persen pendapatan berasal dari produk komersil dan nonpupuk," ujar Bakir dalam keterangan tertulis, Senin (9/1).
Dengan sentralisasi pemasaran tersebut, katanya, perusahaan dapat mengoptimalkan penjualan ke sektor komersial, terutama untuk penjualan amoniak dan urea. Dia menyebut penjualan pupuk ke sektor nonsubsidi, khususnya konsumen retail dan korporasi, tahun lalu mencapai 4,08 juta ton atau 101 persen dari target, dan penjualan produk nonpupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130 persen dari target.
"Perlu kami tekankan, hal ini bisa kami lakukan dengan tetap memprioritaskan pasokan dalam negeri, baik kebutuhan pupuk bersubsidi maupun pupuk nonsubsidi atau produk-produk komersil," ujar Bakir.