Sementara itu, Kementerian BUMN menyatakan saat ini tengah menyiapkan sejumlah skema penyelamatan Waskita. Skema penyelamatan ini, menurut Kementerian BUMN, telah dibahas bersama oleh manajemen perusahaan pelat merah tersebut.
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan, skema penyelamatan itu muncul lantaran pemerintah ingin menyehatkan kondisi keuangan Waskita. Menurutnya, hal ini karena perusahaan tersebut tengah menanggung beban utang yang cukup besar mencapai Rp90 triliun. Beban utang ini meningkat akibat penugasan dari pemerintah untuk Waskita dalam membangun maupun mengakuisisi total sebanyak 16 ruas tol trans Jawa dan Trans Sumatera.
Tiko melanjutkan, pada saat Waskita ditugaskan untuk membangun tol, tapi tidak diberikan bantuan penyertaan modal negara (PMN). Padahal, menurutnya, PMN ini biasanya diberikan demi membantu BUMN dalam melaksanakan oenugasan pemerintah.
“Waskita pada waktu melakukan penugasan di tahun 2016-2017 itu tidak mendapatkan PMN. Ini agak terbalik karena dikerjain dulu baru sekarang minta PMN. Biasanya minta PMN dahulu baru dikerjakan,” kata Tiko dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin (27/9).
Atas kondisi tersebut, lanjut Tiko, kementeriannya pun membuat delapan skema penyelamatan bagi Waskita, antara lain: pemindahtanganan aset (recycling asset) tol baik inti maupun khusus, restrukturisasi Waskita induk, penjaminan pinjaman dan obligasi pemerintah, dan restrukturisasi anak perusahaan.
Selain itu, skema penyemalatan lain yakni penambahan modal Waskita melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7,9 trilun. Pemberian PMN ini akan dilaksanakan bersamaan dengan aksi korporasi right issue dengan target dana publik mencapai Rp4 triliun. Rencananya, right issue akan dilakukan Desember 2021 dan telah disetujui oleh Komisi VI DPR RI.
Terakhir, lanjut Kartika, Waskita juga akan melakukan restrukturisasi bisnis serta perbaikan tata kelola dan manajemen risiko. “Yang dua terakhir ini terkait dengan strategi bisnis. Ke depan Waskita akan refocussing kepada bisnis konstruksi lagi khususnya di beberapa sektor utama seperti air, jalan, dan perkeretapian. Nanti setelah tol-tol ini diselesaikan sampai 2025 secara bertahap Waskita diharapkan kembali ke core business awalnya,” katanya.