Jakarta, FORTUNE - Menteri BUMN Erick Thohir memprediksi kontribusi perusahaan pelat merah ke penerimaan negara pada tahun ini akan stagnan. Pasalnya, banyak perusahaan yang masih mengalami tekanan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Kondisi berbanding terbalik dengan suntikan modal (PMN) ke BUMN yang naik signifikan sejak dua tahun lalu. Pada 2020, pemerintah telah menggelontorkan PMN sebesar Rp75,9 triliun, sementara alokasi dananya Rp52 triliun untuk delapan BUMN.
"2021 mungkin stagnan dulu, tapi ke depannya kami coba ada peningkatan. Karena kita tahu banyak sekali program pemerintah membutuhkan dana," ujarnya dalam webinar bertajuk "Bangkit Bareng", Selasa (28/9).
Meskipun setoran tahun ini diprediksi stagnan, Erick mengatakan peran BUMN sebagai sumber alternatif penerimaan negara cukup memuaskan. Bahkan jika dibandingkan dengan alokasi PMN yang diberikan, jumlahnya jauh lebih besar.
Kontribusi perusahaan pelat merah terhadap APBN terdiri dari penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), serta dividen yang tercatat sebagai pendapatan kekayaan negara yang dipisahkan.
Menurut Erick, sumbangsih BUMN terhadap penerimaan pajak tahun lalu mencapai Rp245 triliun dan PNBP Rp86 triliun. Adapun dividen yang disetorkan, jumlahnya Rp44,6 triliun atau dua kali lebih besar dari target Rp26 triliun.
Dengan demikian, setoran perusahaan pelat merah ke kas negara tahun lalu Rp375 triliun. "PMN hanya sebesar 4 persen dari total kontribusi BUMN yang berupa dividen, pajak, dan PNBP lainnya,” jelas Erick.