Jakarta, FORTUNE - Penerapan kembali sistem Work from Office (WFO) atau bekerja dari kantor masih menjadi perbincangan banyak kalangan. Nyatanya sistem ini belum sepenuhnya bisa diterima karyawan dan tidak semua jenis pekerjaan cocok untuk bekerja dari kantor. Dampak penerapan WfO juga berimbas kepada talenta di perusahaan.
Menurut penelitian terbaru Upwork, perusahaan dengan kebijakan kembali ke kantor mengalami penurunan jumlah pekerja perempuan yang signifikan. Pengaturan kerja fleksibel atau Work from Anywhere (WfA), terbukti hampir selalu menjadi rencana terbaik. Perusahaan yang gagal mempertimbangkan keinginan pekerja untuk fleksibilitas harus membayar mahal. Demikian laporan Fortune.com.
Selama lebih dari empat tahun terakhir, pekerjaan fleksibel telah beralih dari sesuatu yang diinginkan menjadi kebutuhan bagi banyak pencari kerja, terutama bagi para pengasuh, pekerja berpenghasilan rendah, dan perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perusahaan yang bisa menghindari dampak dari mengesampingkan kerja terdistribusi dan berharap mempertahankan seluruh staf mereka.
Riset Upwork juga menemukan dampak besar dari kebijakan kembali ke kantor terhadap perempuan di angkatan kerja. Versi singkatnya: dampaknya sangat buruk bagi mereka.
“Sistem ini tidak bekerja untuk perempuan, jadi mereka memilih keluar untuk karier alternatif yang lebih fleksibel,” kata Kelly Monahan, Direktur Pelaksana Institut Penelitian Upwork, kepada Fortune.