Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang (ANTM) atau Antam menargekan pembangunan pabrik smepter nikel di Halmahera Timur pada akhir September 2025.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto S. Rudjito menyatakan pembangunan smelter ini merupakanbagian dari strategi perusahaan dalam mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV battery) terintegrasi.
Proyek ini sudah dilakukan groundbeeaking pada akhir Juli lalu. Antam masih merampungkan pemilihan kontraktor engineering, procurement, and construction (EPC). Jika finalisasi EPC rampung sesuai jadwal, konstruksi akan segera dimulai akhir September 2025.
"Harapannya konstruksi di akhir bulan September atau bulan Oktober," ujarnya dalam paparan publik kinerja semester I 2025, Kamis (12/9).
Dalam proyek ini, Antam akan bekerja sama dengan konsorsium Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL) dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). CATL adalah produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.
Pada tahap awal, Antam bersama konsorsium berencana membangun pabrik dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang akan memproduksi nickel pig iron dengan kapasitas 88 ribu ton per tahun. Dalam proyek ini, Antam memiliki 40 persen saham dari pabrik dengan nilai proyek sekitar US$1,4 miliar.
Rencana ini pun disebut sejalan dengan timeline di mana penyelesaian konstruksi dijadwalkan di akhir 2026 dan commissioning atau uji coba dilakukan di tahun 2027.
Antam juga memiliki pabrik lain untuk pengembangan ekosistem EV battery. Fasilitas tersebut menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebanyak 55 ribu ton per tahun, yang merupakan bahan baku utama baterai EV. Dalam proyek senilai US$1,9 miliar ini, Antam menggenggam kepemilikan 30 persen saham.