Jakarta, FORTUNE – Emiten tekstil terintegrasi, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex, menyatakan kinerja perseroan tahun ini mengalami tekanan luar biasa. Oleh karena itu, perusahaan tersebut mengambil langkah pemecatan karyawannya demi memangkas ongkos operasional.
Direktur Keuangan Sritex, Welly Salam, mengatakan pada 2022 perusahaannya mempekerjakan total karyawan hingga 13.000 orang, namun pada akhir 2023 tersisa sekitar 10.000.
“Artinya ada sudah ada pengurangan sekitar 3.000 orang atau sekitar 20-25 persen,” kata dia dalam paparan publik secara virtual, Selasa (25/6).
Welly mengatakan PHK karyawan merupakan kebijakan tidak menyenangkan, apalagi dalam industri tekstil. Sebab, industri ini tergolong sebagai sektor yang menyerap banyak tenaga kerja di dalam negeri.
Namun, dia mengatakan perusahaan harus mengambil langkah tersebut karena terdampak kondisi industri tekstil dalam negeri yang juga sedang terpuruk.
“Apakah PHK akan dilanjutkan lagi? Ini tergantung juga kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang tentunya saat ini kita juga sedang tunggu. Tidak hanya dari Sritex, tetapi juga dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia,” ujarnya.