Jakarta, FORTUNE - Superkul, perusahaan rintisan penyedia layanan berbasis rantai dingin (cold chain) dan pendingin (chiller) mil terakhir (last-mile), mengumumkan penyelesaian putaran pendanaan awal yang dipimpin oleh East Ventures. Namun, nilai pendanaan tidak disebutkan.
Co-Founder Chief Executive Officer Superkul, Cathrine Susilowati Prajitno mengatakan dana segar ini akan dipakai untuk fokus pada peningkatan operasi dengan menambah armada operasional, memperluas tim, dan meningkatkan platform digitalnya, dengan membangun platform untuk mid-mile guna melengkapi jasa dan servis yang ditawarkan.
Cathrine yakin dengan besarnya potensi pada industri logistik rantai dingin di Indonesia, yang turut dipercepat oleh perubahan perilaku pasar akibat pandemi. “Kami yakin dapat memanfaatkan kebutuhan serta momentum ini untuk terus memberdayakan masyarakat dalam bertumbuh secara keseluruhan,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (26/8).
Principal East Ventures Devina Halim mengatakan, logistik rantai dingin menjadi industri yang besar di Indonesia. Nilai pasarnya US$4,97 miliar atau Rp73,6 triliun tahun lalu. Tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun 10,2 persen.
Adapun nilai pasarnya diperkirakan US$12,59 miliar atau Rp186,4 triliun dalam 10 tahun ke depan. “Kami percaya integrasi yang tepat dari operasi dan solusi digital yang disediakan oleh Superkul akan membantu jutaan orang Indonesia meningkatkan skala bisnis mereka,” kata Devina.