Jakarta, FORTUNE - PT L’Oréal Indonesia memperkuat strategi bisnisnya yang berfokus pada ekonomi sirkular dengan meluncurkan inovasi produk isi ulang (refill-at-home). Langkah ini dibarengi dengan pencapaian perusahaan yang mempertahankan status nol sampah ke tempat pembuangan akhir (zero waste to landfill) selama lima tahun terakhir di seluruh fasilitas operasionalnya.
Inisiatif ini merupakan respons strategis L'Oréal terhadap dinamika pasar kecantikan di Indonesia. Data Mintel menunjukkan nilai pasar sektor ini diproyeksikan mencapai US$9,17 miliar pada 2024, tumbuh 16 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini salah satunya didorong oleh pergeseran preferensi konsumen yang semakin mempertimbangkan aspek keramahan lingkungan dalam memilih produk.
Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel, mengatakan strategi tersebut merupakan bagian dari inisiatif global L’Oréal for the Future yang menekankan pencegahan dan pengelolaan limbah secara menyeluruh.
“Refill menjadi bagian dari norma baru di L’Oréal, karena tetap menjaga nilai produk sekaligus ramah lingkungan,” kata Melanie dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/9). “Sebagai perusahaan, kami ingin bisnis terus bertumbuh namun dengan dampak seminimal mungkin terhadap lingkungan.”
Komitmen L’Oréal tidak berhenti pada inovasi internal. Sejak 2022, perusahaan aktif berkolaborasi dalam ekosistem pengelolaan sampah sebagai anggota Indonesian Packaging Recovery Organization (IPRO), sebuah organisasi nirlaba yang didirikan bersama 17 perusahaan lain untuk memperkuat sistem daur ulang kemasan.
“Kolaborasi ini sejalan dengan misi pemerintah dalam menangani sampah secara komprehensif. Pengelolaan sampah tidak bisa hanya dibebankan pada produsen. Konsumen, UMKM, dan masyarakat luas juga memiliki peran penting,” tutur Melanie.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa L'Oréal juga menjalankan peta jalan pengurangan sampah sesuai Peraturan Menteri LHK No.75/2019. Ia mengapresiasi sikap pemerintah yang terbuka terhadap masukan dari sektor swasta untuk menciptakan solusi yang efektif.
“Membangun ekonomi sirkular hanya bisa tercapai melalui aksi bersama lintas sektor. Ini tanggung jawab kolektif. Kita ingin solusi yang bukan hanya baik bagi lingkungan, tapi juga mendukung ketahanan ekonomi nasional,” ujarnya.
Langkah L'Oréal mengadopsi produk isi ulang ini sejalan dengan program dari jenama kecantikan lain seperti The Body Shop, L’Occitane, dan Sensatia Botanicals.