Jakarta, FORTUNE - Anak usaha Telkom Group, Nuon Digital Indonesia (Nuon), bersama Playup meluncurkan gerakan Harmoni Nusantara di Yogyakarta dengan tema “Yogyakarta untuk Indonesia dan Dunia”. Inisiatif ini tak hanya mengedepankan pelestarian budaya, tetapi juga membuka peluang bisnis baru di sektor musik digital dan pemanfaatan musik legal di ruang publik.
Nuon memanfaatkan kapabilitas distribusi digital untuk membawa karya musisi daerah ke berbagai platform, mulai dari Digital Streaming Platform (DSP) hingga Nada Sambung Pribadi (NSP). Langkah ini membuka peluang eksposur yang lebih luas sekaligus jalur monetisasi berkelanjutan bagi musisi. Program Harmoni Nusantara juga menyediakan ruang edukasi, pengakuan, dan penghargaan yang ditujukan untuk memperkuat ekosistem musik nasional.
CEO Nuon, Aris Sudewo, menekankan bahwa musik harus dilihat sebagai aset intelektual dengan nilai ekonomi. “Harmoni Nusantara adalah bukti bahwa musik bukan hanya hiburan, melainkan aset intelektual yang harus dijaga. Nuon melalui Langit Musik berkomitmen membawa karya musisi lokal ke ranah digital agar bisa dinikmati masyarakat luas sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi penciptanya,” ungkap Aris, dalam keterangan resmi(22/9).
Di sisi lain, Playup memanfaatkan momentum ini untuk menjawab kebutuhan bisnis terkait legalitas pemutaran musik. CEO Playup, Pascal Lasmana, menegaskan bahwa aspek hukum masih menjadi tantangan utama bagi pelaku usaha. “Dengan Playup, kami ingin menjawab keresahan pelaku usaha terkait penggunaan musik. Layanan ini memastikan musik di ruang publik dapat digunakan secara legal dan transparan, bahkan membuka peluang pendapatan baru melalui audio ads,” ujar Pascal.
Selain memperkuat perlindungan hak cipta, gerakan ini juga menargetkan sektor komersial seperti kafe, restoran, hotel, dan ritel yang semakin menyadari pentingnya pemutaran musik legal. Pemanfaatan musik berlisensi dinilai dapat meningkatkan pengalaman pelanggan sekaligus menunjukkan dukungan nyata bagi musisi Indonesia.
Ketua Yayasan Tunas Bakti Indonesia Emas, Acep Somantri, menyebut gerakan ini sebagai contoh sinergi lintas sektor. “Gerakan ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi lintas sektor antara industri, akademisi, komunitas, dan pelaku kreatif dapat membawa Yogyakarta semakin maju. Dengan semangat ini, kita bisa membangun ekosistem musik yang sehat dan berkelanjutan,” jelasnya.
Peluncuran Harmoni Nusantara turut menghadirkan diskusi yang melibatkan musisi Pongki Barata, perwakilan Yayasan Tunas Bakti Indonesia Emas Anis Ilahi Wahdati, serta pimpinan Nuon dan Playup. Forum ini membahas implementasi UU Hak Cipta, mekanisme royalti yang adil, hingga pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan transparansi data. Aris berharap, kolaborasi antara regulator, teknologi, dan pelaku usaha melalui program akan mampu memperluas peran musik, tidak hanya sebagai medium budaya tetapi juga sebagai penggerak ekonomi kreatif.