Toyota Group terus menghadapi skandal dalam beberapa bulan terakhir. Toyota Motor Corp belum lama ini mengatakan, Presiden dan Pimpinan Daihatsu Motor akan mengundurkan diri hampir setahun setelah unit mobil kecil tersebut melakukan kecurangan sertifikasi prosedur uji tabrak.
Pengunduran diri pemimpin Daihatsu itu merupakan salah satu perubahan paling drastis yang dilakukan. Toyota berupaya mengembalikan merek tersebut ke akarnya sebagai salah satu produsen mobil kompak paling ikonik di Jepang.
Dilansir dari Reuters, Toyota menghadapi pukulan terhadap reputasinya akibat tidak berlakunya sertifikasi keselamatan di Daihatsu, serta masalah tata kelola pada produsen truk Hino Motors dan Toyota Industries. Skandal di ketiga perusahaan tersebut mendorong permintaan maaf Pimpinan Toyota,Akio Toyoda.
Dalam sebuah pernyataan, produsen mobil terlaris di dunia itu mengatakan bahwa CEO Daihatsu untuk kawasan Amerika Latin dan Karibia, Masahiro Inoue, akan menggantikan Soichiro Okudaira sebagai presiden Daihatsu efektif 1 Maret 2024. Chairman Daihatsu, Sunao Matsubayashi, juga akan mundur dan tidak akan digantikan, tambah Toyota.
Okudaira mundur dari jabatannya setelah mendedikasikan dirinya pada Toyota selama hampir empat dekade sebelum menjadi presiden Daihatsu pada 2017 atau setahun setelah perusahaan tersebut menjadi anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Toyota.
Namun, Chief Executive Toyota Koji Sato mengatakan kepada wartawan bahwa perubahan organisasi di Daihatsu tidak dilakukan sebagai hukuman bagi para eksekutif yang keluar.
Pada 2023, Daihatsu menyumbang 7 persen terhadap total penjualan Toyota Group sebanyak 11,2 juta kendaraan, termasuk merek mewah Lexus dan Hino Motors.