Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi tambang tembaga (pexels.com/Tom Fisk)
ilustrasi tambang tembaga (pexels.com/Tom Fisk)

Jakarta, FORTUNE - Toyota Tsusho Corporation, perusahaan perdagangan dan investasi global asal Jepang yang merupakan bagian dari Toyota Group, berencana menanamkan investasi senilai US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun di Indonesia.

Investasi tersebut akan difokuskan pada pengembangan industri hilirisasi timah dan tembaga, khususnya untuk produksi solder paste serta copper rod sebagai bahan baku kabel. Proyek ini menjadi bagian dari upaya Toyota Tsusho memperkuat rantai pasok global di sektor komponen elektronik dan otomotif, yang tengah mengalami lonjakan permintaan.

Rencana investasi itu dibahas dalam pertemuan antara Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu dengan jajaran manajemen Toyota Tsusho di Tokyo, Jepang. Proyek senilai US$100 juta tersebut akan dikembangkan bersama PT Timah Tbk (TINS) sebagai mitra lokal, melanjutkan kerja sama keduanya dalam pemasaran produk turunan timah ke berbagai negara.

“Indonesia berkontribusi sekitar 18 persen terhadap pasokan timah dunia, menjadikannya salah satu pemain utama dalam rantai pasok global. Dengan posisi strategis ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk memperkuat industri komponen produk elektronik dan otomotif. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM berkomitmen mendukung penuh setiap upaya hilirisasi yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri,” ujar Wamen Todotua Pasaribu dalam keterangan resmi, Senin (10/11).

Secara global, lebih dari 50 persen konsumsi timah digunakan untuk pembuatan solder, terutama solder paste yang menjadi komponen vital dalam industri elektronik, otomotif, hingga energi surya. Permintaan dunia terhadap solder paste diperkirakan meningkat dari 5.170 ton pada 2024 menjadi 6.300 ton pada 2029, seiring pesatnya pertumbuhan teknologi dan kendaraan listrik.

Selain hilirisasi timah, Toyota Tsusho juga tertarik memperluas investasi di sektor hilirisasi tembaga, guna memproduksi copper rod sebagai bahan utama kabel listrik dan otomotif. Langkah ini diharapkan dapat mengamankan pasokan bahan baku industri kabel di tengah meningkatnya permintaan global.

Todotua menambahkan, investasi ini akan mendorong proses nilai tambah yang lebih besar di dalam negeri setelah sebelumnya beberapa perusahaan telah memproduksi katoda tembaga, yang merupakan bahan baku copper rods dan copper wire. "Pemerintah siap memberikan dukungan menyeluruh mulai dari fasilitasi perizinan, kemudahan berusaha, hingga tahap operasional,” ujarnya.

Pertemuan dengan Toyota Tsusho merupakan bagian dari agenda kerja Wamen Investasi dan Hilirisasi di Jepang, yang berfokus memperkuat kerja sama investasi strategis di sektor hilirisasi mineral dan logam dasar. Dari sisi kinerja investasi, Jepang menempati posisi keempat sebagai sumber investasi asing langsung (FDI) terbesar di Indonesia, dengan total nilai investasi mencapai US$18,89 miliar dalam lima tahun terakhir.

Rata-rata pertumbuhannya mencapai 12,4 persen per tahun, mencerminkan hubungan ekonomi yang semakin erat antara kedua negara dalam mendorong investasi berbasis hilirisasi, teknologi hijau, dan pertumbuhan berkelanjutan.

Editorial Team