Jakarta, FORTUNE - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menegaskan komitmennya untuk menghadirkan produk yang lebih berkelanjutan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Namun, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi, mengakui bahwa mewujudkan misi tersebut tidaklah mudah.
“Tantangannya cukup besar tetapi kami tetap berupaya menyajikan produk yang lebih berkelanjutan di tengah persaingan yang ketat,” kata Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi, dalam keterangannya, Selasa (16/9).
Maya menjelaskan, kompleksitas rantai pasok menjadi tantangan utama, mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, distribusi hingga pengelolaan limbah. Untuk mengatasinya, Unilever mendorong para mitra agar menerapkan praktik yang bertanggung jawab di sepanjang value chain.
Dari sisi konsumen, tingkat kesadaran dalam mengelola sampah plastik juga masih menjadi pekerjaan rumah besar. Karena itu, Unilever aktif mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pengumpulan dan daur ulang plastik melalui lebih dari 4.000 bank sampah yang dibina perusahaan. Upaya ini tidak hanya memperluas titik pengumpulan, tetapi juga mendorong penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari.
Unilever Indonesia menerapkan tiga prinsip dalam mengelola penggunaan plastik: less plastic, better plastic, dan no plastic. Perusahaan berusaha meminimalisir penggunaan plastik baru, memperbanyak pemakaian plastik daur ulang (post-consumer recycled/PCR), serta mengembangkan sistem isi ulang di lebih dari 1.000 titik Jabodetabek dan Surabaya.
“Kami mengedepankan prinsip less plastic, better plastic, dan no plastic. Artinya, selain meminimalisir jumlah penggunaan plastik dalam kemasan, kami juga memilih plastik yang mudah didaur ulang dan mengembangkan sistem pengisian ulang di beberapa daerah,” kata Maya.